Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Pemeriksaan Nasi Kotak Berlogo PSI, Kasudinkes Jakut: Kurang Matang dan Tidak Higienis

Kompas.com - 03/11/2021, 17:34 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Yudi Dimyati mengungkap hasil pemeriksaan nasi kotak berlogo Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang menyebabkan puluhan warga Koja keracunan makanan.

Berdasarkan hasil pengujian Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), Yudi mengatakan, makanan tersebut ternyata mengandung bakteri escherichia coli melebihi batas normal.

"Jadi bukan, kalau ada yang bilang kedaluwarsa, itu enggak. Enggak ada makanan kedaluwarsa," kata Yudi saat dikonfirmasi, Rabu (3/11/2021)

Yudi menuturkan, dugaan penyebab kontaminasi bakteri ecoli pada nasi kotak karena makanan tersebut kurang matang dan kurang higienis.

Baca juga: BPOM Periksa Sampel Nasi Kotak dari PSI yang Sebabkan Warga Koja Keracunan

"Kurang matang, begitu kan bisa. Karena kurang higienis ya. Kalau ada bakteri (E.Coli) kan berarti kurang bersih saja, bukan kedaluwarsa karena di situ (nasi kotak) enggak ada makanan kemasan," ucap Yudi.

Yudi juga mengklarifikasi pernyataannya di sejumlah media massa yang menyebut pengujian sampel nasi kotak PSI dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Menurut Yudi, petugas BPOM memang mendampingi Puskesmas mendatangi lokasi warga yang keracunan dan pengambilan sampel makanan pada Selasa (26/10/2021).

Baca juga: 23 Warga Koja Keracunan Usai Makan Nasi Kotak Berlogo Partainya, PSI Minta Maaf

Namun selanjutnya sampel tersebut dibawa oleh Puskesmas ke Labkesda.

"BPOM itu ternyata datang mendampingi Puskesmas dalam pengambilan sampel. Saya kira sampelnya juga diperiksa BPOM langsung, ternyata sampelnya diserahkan ke Labkesda. Tapi BPOM memang turun ke lapangan," lanjutnya.

Labkesda diketahui mengeluarkan hasil pengujian sampelnya pada 29 Oktober 2021. 

Dari hasil pemeriksaan sejumlah sampel nasi, telur, buncis dan selada, terdapat sampel yang melebihi ambang batas nilai normal, sehingga menyebabkan warga mengalami mual dan muntah.

"Normal misal 1x10', bila lebih dari 1x10' dapat berdampak pada organ pencernaan manusia seperti diare dan muntah-muntah," tambah Yudi.

Diketahui sebelumnya, sebanyak 23 warga RW 006 Kelurahan Koja, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, mengalami mual dan muntah setelah memakan nasi kotak berlogo PSI.

Adapun nasi kotak tersebut dibagikan pada Minggu (24/10/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Megapolitan
Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Megapolitan
4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com