Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suplai Air di Jakarta Bocor hingga 44 Persen, PAM Jaya Pilih Bangun SPAM dan Pipanisasi Baru

Kompas.com - 04/11/2021, 11:48 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT PAM Jaya mencatat adanya kebocoran suplai air sebanyak 44 persen berdasarkan perhitungan pada awal 2021, yang menyebabkan terjadinya NRW (non-revenue water).

Direktur Utama PAM Jaya, Bambang Hernowo, mengakui bahwa 80 persen kebocoran ini disebabkan oleh kebocoran fisik yang berarti kerusakan jaringan pipa.

Sementara 20 persen sisanya disebabkan oleh masalah pencurian air hingga kesalahan pencatatan meter.

Meskipun demikian, perbaikan secara menyeluruh terhadap jaringan pipa yang rusak dan telah berusia tua ini tidak menjadi prioritas karena dinilai tak efisien.

Baca juga: PDAM Klaim Sudah Bertahap Salurkan Ganti Rugi untuk Korban Jatuhnya Crane di Depok

PAM Jaya pilih fokus dengan rencana membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), yang di dalamnya juga terdapat proyek pipanisasi baru.

"Untuk menambah cakupan layanan air itu tidak cukup dengan melakukan penghematan air, tapi harus membawa air yang bisa kita hemat ke daerah yang belum mendapatkan jaringan perpipaan," jelas Bambang pada Kamis (4/11/2021) pagi.

Pembangunan SPAM nanti, yaitu SPAM Ciliwiung-Pesanggrahan dan Jatiluhur-Karian diprakirakan dapat menambah akses air secara signifikan.

Proyek tersebut akan menambah suplai air yang masuk ke PAM Jaya hingga 3.400 liter per detik. Kemudian, proyek tersebut juga bakal sepaket dengan peningkatan jumlah pipanisasi.

"Kalau mengganti (seluruh jaringan pipa lama yang rusak), air yang berhasil dihemat kan harus dibawa ke tempat lain yang belum terakses (pipa). Jadi 2 kali kerja," kata Bambang.

Baca juga: Fakta Baru Kecelakaan Transjakarta di Cawang: Sopir Bus Epilepsi karena Tak Minum Obat

Menurut Bambang, pihaknya tetap akan melakukan perbaikan dan pemeliharaan terhadap pipa-pipa tua yang rusak untuk mencegah tingkat kebocoran semakin tinggi.

Namun, dana yang digelontorkan tak begitu besar. Apalagi, untuk menekan tingkat kebocoran hingga 26 persen saja, PAM Jaya mengeklaim butuh duit hingga Rp 7 triliun.

"Jadi tetap ada perbaikan tapi arahnya maintenance (pemeliharaan), maintain seperti eksisting (yang ada sekarang) ini lah. Jangan kemudian menambah kebocoran. Kebocorannya kita perbaiki, meter-meternya kita perbaiki, tapi not much untuk menurunkan secara signifikan," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com