Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akui Pemeriksaan Kesehatan Sopir Transjakarta Kurang Ketat, BP BUMD: Manajemen Perlu Dievaluasi

Kompas.com - 04/11/2021, 12:04 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pembinaan (BP) BUMD Provinsi DKI Jakarta mengakui bahwa ada masalah dalam prosedur pengawasan yang ditengarai jadi sebab di balik sejumlah kecelakaan bus transjakarta belakangan ini.

Kepala BP BUMD DKI Jakarta, Riyadi, mengakui bahwa manajemen PT Transjakarta perlu dievaluasi.

"Bukan hanya manajemennya, termasuk SOP-nya juga dievaluasi. Kalau tidak dievaluasi nanti (terjadi) kecelakaan lagi," kata Riyadi kepada wartawan, Kamis (4/11/2021).

"Nanti ada mekanismenya. Masih proses, ya," ujarnya ketika ditanya bagaimana cara memastikan agar prosedur pengawasan dapat dilakukan lebih ketat.

Baca juga: Fakta Baru Kecelakaan Transjakarta di Cawang: Sopir Bus Epilepsi karena Tak Minum Obat

Dalam kasus kecelakaan maut yang menewaskan 2 orang di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, polisi berkesimpulan bahwa sopir bus Transjakarta diduga mengalami epilepsi tatkala mengemudi.

Alih-alih menginjak pedal rem, sopir diduga malah terus menginjak pedal gas hingga bus melaju 60 km/jam dan menubruk bus di depannya.

Berdasarkan hasil tes urin, olisi menduga kuat bahwa sebelum masuk kerja pada hari itu, sopir Transjakarta tersebut tidak mengonsumsi obat epilepsi.

Riyadi mengaku tak dapat berkomentar banyak soal riwayat kesehatan sopir tersebut, tetapi dia menggarisbawahi betul soal pemeriksaan kesehatan yang seharusnya dilakukan dengan benar oleh manajemen PT Transjakarta.

"Kami sudah sampaikan ke direksi. Jadi ke depannya saya kira tiap pengemudi sebelum berangkat dicek kesehatannya. Ngantuk atau enggak, capek atau enggak," jelas Riyadi.

"Ini kan mungkin karena pengawasan. Ya ada (pengawasan) tapi mungkin intensitasnya tidak sering," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com