Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Sebut Banjir di Larangan Utara karena Area Resapan Air Minim

Kompas.com - 08/11/2021, 19:32 WIB
Muhammad Naufal,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Banjir di Jalan Prof Hamka, Larangan Utara, Kota Tangerang, Banten, Minggu (7/11/2021), surut setelah tujuh jam. Razimin (57), penjual bakmie dan bakso di Jalan Prof Hamka mengatakan, banjir menggenang area itu mulai pukul 15.00 WIB pada Minggu kemarin.

Banjir yang terjadi karena hujan lebat itu baru surut sekitar pukul 22.00 WIB pada hari yang sama atau sekitar tujuh jam kemudian.

"Banjir kira-kira dari jam 15.00 WIB. Jam 22.00 WIB baru surut, kurang lebih tujuh jam (banjir menggenang)," kata Raziman, Senin.

Dia menceritakan, banjir yang masuk ke rumah atau tokonya hanya sekitar 20 sentimeter. Namun, banjir di depan kediamannya hampir satu meter.

Baca juga: Imbas Peninggian Jalan di Larangan Utara, Banjir Jadi Lebih Parah

Banjir di dalam rumahnya lebih rendah karena kediamannya lebih tinggi dari jalan di depan kediamannya.

"Dari sini yang sampai masuk sekitar 20 sentimeter, kalau di luar, di jalanan itu sampai sepahalah," ungkapnya.

Raziman menyebutkan, meski memasuki kediamannya, banjir itu tak sampai merusak peralatan di rumahnya. Banjir pun tidak merusak alat-alat jualannya.

"Barang-barang si enggak ada yang rusak meskipun masuk ke dalam. Karena kan banjirnya masih 20 sentimeter. Kecuali kalau tinggi banget, kulkas sama lainnya saya angkatin," paparnya.

Raziman mengatakan, banjir yang terjadi tergolong parah lantaran area resapan di sana sudah tinggal sedikit. Menurut dia, terlalu banyak area resapan yang kemudian dijadikan area rumah warga di Larangan Utara.

Terlebih, level area di sekitar Jalan Prof Hamka memang tergolong lebih rendah dari pada area lain di Larangan Utara.

"Ini kan bagian bawah, kayak mangkok gitu. Solusinya ya drainasenya dibersihin. Udah dibuat rumah-rumah semua, area resapannya dikit," tutur Raziman.

Endang (60), warga Gang Kicau di Larangan Utara, juga menyebut banjir di permukimanya surut setelah tujuh jam. Dia mengaku selalu kerepotan usai banjir surut karena harus membersihkan sisa lumpur dan sampah di kediamannya.

"Aduh pasti kerepotan ya sama lumpur dan sampah sisa-sisa banjir," ungkapnya saat ditemui, Senin.

Endang juga mengaku bahwa banjir di sana tergolong lebih parah daripada banjir yang terjadi pada Februari 2021 akibat proyek peninggian jalan menuju sungai di Jalan Prof Hamka, Larangan Utara.

Meski jarak antara peninggian jalan dan Gang Kicau terpaut jauh, tetapi imbas dari proyek tersebut mencapai permukiman Endang. Jarak Gang Kicau dengan proyek peninggian jalan menuju jembatan itu sekitar 230 meter.

Menurut dia, proyek peninggian jalan menuju jembatan itu sudah berlangsung dua bulan dan belum rampung hingga saat ini.

"Kan jalan ke arah jembatan ditinggiin, nah aliran air jadinya enggak bisa ngalir di sana. Jadi banjir kemarin itu dari dua sumber, makanya lebih parah dan banjirnya lebih tinggi," kata Endang.

Selain imbas proyek itu, luapan anak kali yang berada di dekat Gang Kicau juga menjadi penyebab banjir. Dia menyebutkan, banjir masuk ke rumahnya hingga sekitar se-mata kaki. Namun, banjir di depan kediamannya sektiar satu meter.

Saat banjir terjadi pada Minggu kemarin, Endang langsung mengevakuasi kendaraan-kendaraan miliknya ke tempat yang lebih tinggi.

Endang berharap, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang dapat membuat turap di anak kali yang terletak di dekat Gang Kicau dan mempercepat pengerjaan proyek peninggian jalan menuju jembatan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk 'Trading'

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk "Trading"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com