JAKARTA, KOMPAS.com - Tim dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri diterjunkan untuk memeriksa sejumlah barang bukti dalam kasus teror ledakan di pagar rumah orangtua aktivitis HAM, Veronica Koman.
Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Joko Dwi Harsono mengatakan, tim akan menganalisa temuan barang bukti guna mengungkap bahan yang digunakan pelaku untuk membuat ledakan.
"Ini masih dikerjakan oleh Puslabfor terkait bahan apa sih yang dijadikan bahan peledak. Nanti kalau sudah keluar kami update," kata Joko kepada wartawan, Senin (8/11/2021).
Baca juga: Rumah Keluarga Veronica Koman Diteror, Saksi: Ada Dua Kali Ledakan, Seperti Ban Pecah
Joko mengungkapkan, petugas tidak menemukan barang yang secara utuh menyerupai bom dari lokasi kejadian. Meski begitu, petugas mendapati serpihan kertas, plastik bekas cat hingga baterai.
"Karena kami ke sana kan sudah berceceran," kata Joko
"Untuk bekas ledakan tidak ada. Tapi banyak benda berhamburan atau berceceran di lantai memang," tambah dia.
Ledakan terjadi di pagar rumah orangtua aktivis HAM Veronica Koman di Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Minggu siang kemarin. Ledakan tersebut diduga kuat berasal dari petasan.
"Sementara dugaan kuat adalah petasan," ujar Joko Dwi Harsono saat dikonfirmasi, Senin pagi.
Tidak ada korban dalam peristiwa itu. Namun, terdapat kerusakan pada pintu dan ceceran cairan berwarna merah.
Selain itu, di tempat kejadian juga ditemukan secarik kertas yang sudah terlaminating, bertuliskan pesan bernada ancaman. Pesan itu tertulis tertanda Laskar Militan Pembela Tanah Air yang diduga ditujukan kepada Veronica.
"If the police and aparat dalam maupun luar negeri tidak bisa menangkap 'Veronica Kuman@hero, pecundang, dan pengecut, kami terpanggil bumi hanguskan dimanapun anda bersembunyi maupun gerombolan pelindungmu," demikian isi pesan.
Selain orangtua Veronica, tim kuasa hukum Veronica mengatakan teror juga dialami lingkaran orang terdekat Veronica lainnya. Pada hari yang sama, paket bangkai ayam dikirimkan melalui ojek online kepada salah satu kerabat Veronica di Jakarta Barat.
Paket tersebut dikirimkan pada Minggu pagi, namun baru dibuka pada Minggu malam.
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, kata Joko, pelaku diduga berjumlah dua orang. Hal itu diketahui setelah penyidik memeriksa sejumlah CCTV yang berada di sekitar lokasi kejadian.
Meski begitu, Joko menyebut bahwa sampai saat ini penyidik masih terus mengumpulkan informasi di lapangan untuk mengungkap kasus tersebut.
"Saat ini juga masih berlangsung, karena banyak sekali yang harus kami analisa. Kemudian kami menduga memang ada dua orang yang diduga melakukan perbuatan tersebut," ungkap Joko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.