Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepekan PPKM Level 1, Data Tunjukkan Kasus Covid-19 di Jakarta Masih Terkendali

Kompas.com - 10/11/2021, 06:25 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo memerintahkan jajarannya untuk memberi perhatian terhadap sejumlah daerah yang belakangan mengalami kenaikan kasus Covid-19.

DKI Jakarta menjadi satu dari lima provinsi yang jadi sorotan, di samping Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur.

“Kami atas arahan Bapak Presiden diminta agar segera memperhatikan kabupaten/kota, terutama di 5 provinsi, diminta Bapak Presiden diperhatikan dan kalau ada kenaikan (Covid-19) yang lebih cepat itu harus segera ditangani,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dalam konferensi pers daring, Senin (8/11/2021).

Baca juga: UPDATE 9 November: Sebaran 434 Kasus Baru Covid-19, di DKI Paling Tinggi

Meski tak menyebut secara rinci, Budi mengungkapkan sedikitnya ada 155 kabupaten/kota yang menunjukkan eskalasi penularan virus corona dalam jumlah yang “masih terkontrol”.

“Walaupun sedikit itu menjadi indikasi awal untuk kita berhati-hati,” ujarnya.

Bagaimana data di Jakarta?

Dalam data yang dihimpun Kompas.com, kasus aktif/jumlah pasien Covid-19 di DKI Jakarta tersisa hanya 0,1 persen dari seluruh kasus konfirmasi Covid-19 yang dilaporkan.

Bahkan, sejak 26 Oktober 2021, jumlah kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta telah di bawah 1.000 pasien. Data terbaru per kemarin, jumlah kasus aktif di Ibu Kota tersisa 770 pasien.

Kasus Covid-19 di Ibu Kota masih menunjukkan tren cenderung stabil selama sepekan terakhir, dengan rasio temuan kasus positif hanya 4-5 dari 1.000 orang (0,4-0,5 persen) yang dites PCR.

Baca juga: UPDATE Covid-19 DKI Jakarta 9 November: Positivity Rate Harian Hanya 0,5 Persen

Dari segi jumlah, temuan kasus positif Covid-19 setiap harinya masih fluktuatif.

Jumlah terbanyak sepekan terakhir terjadi pada 3 November 2021 dengan 132 kasus baru sehari.

Namun, di hari itu, jumlah orang yang dites PCR juga paling banyak dalam seminggu belakangan, yaitu 25.944.

Jumlah paling sedikit sepekan terakhir terjadi pada 8 November 2021 dengan 29 kasus baru sehari.

Namun, di hari itu, jumlah orang yang dites PCR juga paling sedikit dalam seminggu belakangan, yaitu 9.511.

Lalu, 3 hari terakhir, Pemprov DKI mencatat nihil kematian akibat Covid-19.

Hampir separuh jumlah tes PCR nasional dilakukan oleh Jakarta

Banyaknya temuan kasus positif Covid-19 di Jakarta tak terlepas dari jumlah orang yang dites PCR di DKI Jakarta.

Hingga saat ini, sepekan terakhir, DKI Jakarta telah melakukan tes PCR terhadap 127.835 orang. Jumlah ini 12 kali lipat standar WHO yang menargetkan hanya 10.645 dites sepekan.

Di samping itu, dengan tes yang cukup besar, DKI Jakarta juga konsisten menyumbang porsi mayoritas (40-55 persen) dalam keseluruhan tes PCR se-Indonesia setiap harinya.

Baca juga: Asosiasi Serikat Pekerja Desak Jokowi Pecat Dua Menteri yang Terlibat Bisnis PCR

Seandainya jumlah tes PCR di Jakarta dikurangi hingga selevel dengan target WHO 10.645 orang per pekan, maka berdasarkan hitungan kasar, hanya ada 4-6 kasus baru Covid-19 di Jakarta setiap harinya.

Detail kasus positif Covid-19 sepekan terakhir di DKI

3 November 2021: 132 kasus dari 25.944 orang dites (0,5 persen)

4 November 2021: 111 kasus dari 23.366 orang dites (0,5 persen)

5 November 2021: 119 kasus dari 19.095 orang dites (0,6 persen)

6 November 2021: 69 kasus dari 18.176 orang dites (0,4 persen)

7 November 2021: 117 kasus dari 18.497 orang dites (0,7 persen)

8 November 2021: 29 kasus dari 9.511 orang dites (0,3 persen)

9 November 2021: 94 kasus dari 14.697 orang dites (0,6 persen)

Tetap waspada gelombang ketiga

Dalam kesempatan yang sama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, pemerintah bakal mengumpulkan pemerintah daerah untuk menahan tren kenaikan kasus Covid-19.

Baca juga: Cegah Gelombang Ketiga Covid-19, Cuti Bersama Natal 2021 Ditiadakan

Jokowi disebut meminta seluruh pihak berhati-hati mewaspadai lonjakan kasus Covid-19, berkaca dari sejumlah negara di Eropa.

“Dalam Ratas (rapat terbatas) yang dipimpin Presiden siang ini, beliau menyampaikan bahwa kita harus betul berhati-hati dan belajar dari pengalaman negara-negara di Eropa yang mengalami lonjakan kasus harian cukup besar akibat lalainya masyarakat menerapkan protokol kesehatan,” kata Luhut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Vandalisme Penempelan Stiker Caleg Diduga Banyak Terjadi di Bus TransJakarta

Vandalisme Penempelan Stiker Caleg Diduga Banyak Terjadi di Bus TransJakarta

Megapolitan
IPW Minta Polda Metro Percepat Proses Penyidikan Kasus Dugaan Pemerasan SYL

IPW Minta Polda Metro Percepat Proses Penyidikan Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
AHY: Lebih Sulit Jadi Wakil Rakyat yang Adil Dibandingkan yang Cerdas

AHY: Lebih Sulit Jadi Wakil Rakyat yang Adil Dibandingkan yang Cerdas

Megapolitan
KPU DKI: Pendaftaran KPPS Pemilu 2024 Dibuka 11 Desember, Butuh 215.362 Orang

KPU DKI: Pendaftaran KPPS Pemilu 2024 Dibuka 11 Desember, Butuh 215.362 Orang

Megapolitan
AHY Bahas Urusan Perut dan Lapangan Kerja Saat Kunjungi Santri di Depok

AHY Bahas Urusan Perut dan Lapangan Kerja Saat Kunjungi Santri di Depok

Megapolitan
Saat Oknum Paspampres Pembunuh Imam Masykur Menangis Dengar Pembelaan

Saat Oknum Paspampres Pembunuh Imam Masykur Menangis Dengar Pembelaan

Megapolitan
Berupaya Atasi Kenaikan Harga Cabai, Mendag Zulhas: Akan Berpengaruh Terhadap Inflasi

Berupaya Atasi Kenaikan Harga Cabai, Mendag Zulhas: Akan Berpengaruh Terhadap Inflasi

Megapolitan
Bawaslu DKI Akan Surati DPRD Terkait Kekurangan Ruang Gakumdu di Tingkat Kota

Bawaslu DKI Akan Surati DPRD Terkait Kekurangan Ruang Gakumdu di Tingkat Kota

Megapolitan
Dokter Ungkap Ada Peningkatan Kasus Pneumonia pada Anak di RSUP Persahabatan

Dokter Ungkap Ada Peningkatan Kasus Pneumonia pada Anak di RSUP Persahabatan

Megapolitan
Eks Petugas KPPS: Kalau Bisa Pemilu 2024 Jangan Serentak, Kasihan Petugas...

Eks Petugas KPPS: Kalau Bisa Pemilu 2024 Jangan Serentak, Kasihan Petugas...

Megapolitan
Korban Berharap Rihana-Rihani Divonis Lebih Tinggi dari Tuntutan Jaksa

Korban Berharap Rihana-Rihani Divonis Lebih Tinggi dari Tuntutan Jaksa

Megapolitan
Gelap Mata Suami yang Bakar Istri Hidup-hidup karena Cemburu Buta, lalu Kabur ke Rumah Tetangga

Gelap Mata Suami yang Bakar Istri Hidup-hidup karena Cemburu Buta, lalu Kabur ke Rumah Tetangga

Megapolitan
Tanggapi Pleidoi 3 Oknum TNI Pembunuh Imam Masykur, Oditur Militer Teguh Tuntut Hukuman Mati

Tanggapi Pleidoi 3 Oknum TNI Pembunuh Imam Masykur, Oditur Militer Teguh Tuntut Hukuman Mati

Megapolitan
Vandalisme di Bus Transjakarta, Bangku Penumpang Ditempeli Stiker Caleg

Vandalisme di Bus Transjakarta, Bangku Penumpang Ditempeli Stiker Caleg

Megapolitan
Kagetnya Mendag Zulhas Usai Tahu Harga Cabai di Pasar Johar Baru Rp 120.000, Minta Pemda Subsidi Ongkos Angkut

Kagetnya Mendag Zulhas Usai Tahu Harga Cabai di Pasar Johar Baru Rp 120.000, Minta Pemda Subsidi Ongkos Angkut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com