Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Sang Ayah Tampil di Google Doodle, Anak Ismail Marzuki Hidup dalam Impitan Ekonomi

Kompas.com - 10/11/2021, 12:55 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mengenang jasa pahlawan Indonesia di Hari Pahlawan Nasional yang jatuh setiap tanggal 10 November, Google memasang doodle Ismail Marzuki di halaman utama pencariannya.

Semasa hidupnya, Ismail Marzuki dikenal sebagai komponis besar Indonesia yang sudah menciptakan lagu-lagu patriotik dan lagu kebangsaan Indonesia.

Salah satu lagunya yang sering dinyanyikan bertepatan dengan hari pahlawan adalah Gugur Bunga yang menjadi lagu wajib nasional. Lirik lagu Gugur Bunga mengenang jasa pahlawan Indonesia yang gugur dalam medan perang.

Baca juga: Mengenal Sosok Ismail Marzuki, Maestro Itu Tak Pernah Merasakan Kasih Sayang Ibu

Pria kelahiran Jakarta, 11 Mei 1914 ini juga merupakan pencipta dari lagu Halo Halo Bandung serta Rayuan Pulau Kelapa yang terpatri di hati banyak masyarakat Indonesia.

Meski Ismail Marzuki dinobatkan sebagai maestro Indonesia dan juga pahlawan nasional Indonesia, ini tidak menjadi jaminan akan kesejahteraan keluarga yang ia tinggalkan.

Laporan Tribunnews.com, anak semata wayang Ismail Marzuki yang bernama Rachmi Aziya (70) kini hidup dalam impitan ekonomi.

Di usia senjanya, Rachmi berjualan minuman es di pinggir jalan di depan rumah kontrakannya di daerah Sawangan, Depok, demi memenuhi kebutuhan hidup.

Baca juga: Tak Ada Bioskop, Taman Ismail Marzuki Bakal Suguhkan Kineforum untuk Film Non-komersil

Kebanyakan pelanggan Rachmi adalah anak-anak.

Dibantu oleh anak bungsunya yang sudah berkeluarga, Rachmi mengaku mendapat keuntungan Rp 30 ribu setiap harinya dari berjualan minuman.

“Kalau uang engga cukup ya harus dicukupin,” ujar Rachmi, seperti dilansir Tribunnews.com dari video YouTube CumiCumi (2/9/2015).

Ia mengaku memilih berjualan minuman es karena modal yang dibutuhkan untuk memulai bisnis itu tidak seberapa.

“Bisnis yang lain kan memerlukan dana yang besar Saya kayaknya masih jauh memikir ke situ,” imbuhnya.

Baca juga: Anggaran Formula E Diketok 2 Minggu Sebelum DPRD 2019-2024 Dilantik

Sebenarnya, Rachmi masih mendapatkan royalti dari produser lagu ayahnya. Pemerintah juga memberikan bantuan untuk keluarga pahlawan nasional.

Ismail Marzuki meninggal pada 5 Mei 1958 di pangkuan istri, Eulis, dengan disaksikan Rachmi yang saat itu masih berusia 8 tahun.

Ismail Marzuki dimakam di TPU Karet Bivak, Jakarta. Pada batu nisannya dipahatkan lagu Rayuan Pulau Kelapa.

Beberapa puluh tahun setelahnya, pemerintah berniat untuk memindahkan makamnya ke Taman Makan Pahlawan di Kalibata.

Namun keluarga menolak dan menganggap jika hal tersebut bukanlah kepentingan yang mendesak.

Bagi pihak keluarga, di mana pun jasadnya dikubur, karya abadi Ismail Marzuki tetaplah bertumpu di hati rakyat Indonesia.

??Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul “Anak Ismail Marzuki Pencipta Lagu Halo Halo Bandung Jualan Es, Untung Rp 30 Ribu, 'Uang Dicukupin’”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com