DEPOK, KOMPAS.com - Ismail Marzuki bukanlah sosok yang asing di Indonesia. Dia tumbuh besar Jakarta dan kemudian dikenal sebagai maestro di bidang musik.
Ismail tinggal di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Di sana, ayahnya, Marzuki memiliki bisnis bengkel mobil.
Semasa hidupnya, Ismail Marzuki menghasilkan ratusan karya, baik hasil ciptaannya sendiri ataupun lagu yang ia aransemen ulang.
Baca juga: Mengenal Ismail Marzuki, Tokoh Betawi Asli yang Jadi Google Doodle Hari Ini
Beberapa di antaranya adalah Rayuan Pulau Kelapa, Halo-halo Bandung, Mars Arek-arek Surabaya, Indonesia Tanah Pustaka, dan Gugur Bunga di Taman Bhakti.
Sang maestro meninggal pada 25 Mei 1958 karena sakit paru-paru. Ismail mengembuskan napas terakhirnya di pangkuan sang istri dengan disaksikan anak semata wayangnya, Rachmi Aziya (71).
Di Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November, Rachmi mengenang ayahnya sebagai sosok yang menjadi panutan hidupnya.
"Pak Ismail itu orang yang disiplin. Kalau misalnya ada tamu pas dia tidur, dia enggak mau ketemu. Kalau mau ketemu, ya nanti pas bangun," kata Rachmi saat ditemui di rumahnya di kawasan Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat, Rabu (10/11/2021) sore.
Bagi Rachmi, Ismail adalah ayah yang terbaik. Sosok Ismail bagi Rachmi bisa dicontoh oleh anak-anak masa kini.
"Dia itu sayang sama keluarga, saudara, dan kerabatnya. Disiplin dipakai sekali," ujar Rachmi.
Ismail selalu menanamkan sikap jujur kepada anak semata wayangnya. Prinsip Ismail Marzuki yang diingat Racmi adalah soal kebaikan.
"Jangan berbohong. Apa yang ditanam, itu yang dituai. Itu kata bapak," tambah Rachmi.
Rachmi ingat menjalani masa-masa hidup bersama ayah dan ibunya bukan sebagai keluarga yang berada. Dulu, Ismail Marzuki bersama istri dan Rachmi tinggal di sebuah rumah di kawasan Kampung Bali, Tanah Abang.
Di hari libur, Ismail kerap mengajak Rachmi jalan-jalan naik motor atau sepeda ke Lapangan Ikada atau kini dikenal dengan Lapangan Monumen Nasional (Monas). Ia dibelikan es alpukat dan dibiarkan berlari-lari di lapangan.
"Pak Ismail duduk di bawah pohon beringin. Mungkin cari inspirasi lagu," kata Rachmi.
Rachmi sangat mengingat didikan ayahnya. Bersyukur dan legowo adalah nilai-nilai hidup yang ia warisi dari Ismail Marzuki meski hidupnya kerap susah di waktu kecil.
Pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2004, pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Ismail Marzuki.
"Ismail Marzuki itu ya pahlawan musik, pahlawan rumah tangga, pahlawan segala-segalanya. Ya pastinya bukan pahlawan perang," ujar Rachmi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.