JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Justin Andrian meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengevaluasi lokasi pembangunan sumur resapan.
Karena menurut Justin, pembangunan sumur resapan hanya seperti mengejar angka dan pembangunan terkesan asal-asalan.
"Lokasi pembangunannya juga harus dievaluasi, jangan karena kejar target angka jadi pembangunannya asal-asalan," kata Justin dalam keterangan tertulis, Rabu (11/11/2021).
Baca juga: Wagub DKI Klaim Sumur Resapan Efektif Kurangi Banjir Jakarta, DPRD Nilai Sebaliknya
Anggota Dewan dari Fraksi PSI ini juga meragukan efektivitas pembangunan sumur resapan sebagai solusi penanganan banjir Jakarta.
Menurut dia, banjir Jakarta tidak akan teratasi hanya dengan kuantitas sumur resapan, sedangkan proyek yang sudah dikaji sejak lama seperti normalisasi justru tidak dijalankan.
Dia khawatir, Anies hanya mencari pelarian infrastruktur penanganan banjir dengan membangun sumur resapan karena tidak mampu mengerjakan proyek normalisasi.
Baca juga: Pengamat Nilai Anies Tak Elok Melawak di Saat Warga Jakarta Terdampak Banjir
"Jangan sampai Pak Gubernur hanya cari pelarian infrastruktur penanganan banjir dengan cepat-cepat membangun sumur resapan sedangkan yang penting seperti normalisasi sungai, pembangunan waduk, saluran PHB, saluran drainase, dan tanggul progressnya lamban," ucap Justin.
Pembangunan sumur resapan dinilai hanya efektif menangani genangan air saja. Secara sistem, sumur resapan disebut tidak mampu mengatasi banjir.
Alasannya tak lain karena tanah di JAkarta sudah banyak yang dalam kondisi jenuh.
"Sehingga air tidak akan meresap, sehingga hanya akan efektif mengatasi genangan air saja, tapi bukan banjir yang disebabkan oleh luapan air sungai," ujar dia.
Pembangunan banyak yang tidak tepat
Pembangunan lokasi sumur resapan yang tidak tepat juga dikritik oleh pengamat tata kota Nirwono Yoga.
Menurut dia, pembangunan yang amburadul menandakan Jakarta tidak memiliki rencana induk pembangunan sumur resapan untuk penanganan banjir Jakarta.
"Terkait pembangunan sumur resapan, banyak yang tidak tepat seperti di trotoar karena mereka (Pemprov DKI) tidak memiliki rencana induk pembangunan sumur resapan," tutur dia.
Baca juga: Pengamat: Pembangunan Sumur Resapan di Jakarta Tak Direncanakan Matang
Nirwono menyebut sumur resapan atau drainase vertikal hanya berfungsi mengurangi genangan air dalam skala kecil.
Dia memberi contoh genangan di halaman rumah, selokan, halaman parkir, gang atau jalan lingkungan sekitar dan lainnya dan bukan diperuntukan dalam skala kawasan atau kota.
Sumur resapan juga hanya bisa dibangun di wilayah yang masih mampu menjadi daerah serapan seperti Jakarta Timur bagian selatan dan Jakarta Selatan.
"Sementara ke arah utara seperti Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur bagian utara dan Jakarta Utara itu praktis tidak bisa. Karena kedalaman air tanah yang dangkal sehingga pembangunan sumur resapan akan tidak berguna. Itu pun di lokasi-lokasi yang bukan cekungan, tidak dekat sungai atau kanal," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.