Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditjen Imigrasi Akui Ada Kericuhan antara Detensi Imigran dengan Petugas di Rudenim Jakarta

Kompas.com - 11/11/2021, 09:08 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Dirjen Imigrasi) mengakui adanya kericuhan antara detensi imigran (deteni) dengan petugas Rudenim Jakarta, pada Selasa (9/11/2021) siang.

Kepala Bagian Humas dan Umum Dirjen Imigrasi Arya Pradhana Anggakara menjelaskan, beberapa deteni asal Nigeria melakukan perlawanan fisik kepada petugas rudenim dan petugas dari Polsek Kalideres yang membantu pengamanan.

Para deteni, disebutnya, menolak saat akan dipindahkan ke blok sel lainnya.

Baca juga: WN Nigeria Meninggal di Rudenim Jakarta, Polisi Selidiki

“Kegiatan pemindahan deteni ini sempat ricuh sehingga petugas menghentikan prosesnya dan kemudian melakukan persuasi kepada deteni," ungkap Angga, biasa dia akrab disapa, dalam keterangannya, Rabu (10/11/2021) malam.

Untuk menjaga kondisi keamanan Rudenim Jakarta, lanjutnya, sembilan orang deteni yang melakukan perusakan pintu sel dan diduga provokator, dipindahkan ke kantor imigrasi yang berbeda di Jakarta.

“Kami pindahkan mereka ke ruang Detensi Ditjen lmigrasi, yang selanjutnya disebar ke ruang detensi Kantor lmigrasi Jakarta Barat, Kantor lmigrasi Jakarta Timur, Kantor lmigrasi Jakarta Selatan dan Kantor lmigrasi Jakarta Pusat,” ujar Angga.

Baca juga: WN Nigeria Meninggal Dunia di Kantor Rudenim Jakarta, Penyebab Kematian Belum Diketahui

Sementara itu, seorang tukang ojek yang biasa mangkal di depan Rudenim Jakarta, Kades (50) mengaku melihat aktivitas tidak biasa dibandingkan hari biasanya di Rudenim itu. Dari luar pagar, kata dia, terlihat saat itu terjadi keramaian di dalam gedung.

"Kami ngelihat ada ramai-ramai di dalam," ungkapnya saat ditemui di lokasi, Rabu siang.

Namun, ia tidak mengetahui lebih rinci apa yang terjadi di dalam saat itu. Ia hanya melihat ada banyak petugas Rudenim.

"Warga asingnya saya enggak lihat. Cuma lihat petugasnya saja. Ramai di dalam," lanjutnya.

Ia pun meyebut sempat melihat ada seseorang yang dievakuasi dari dalam rudenim menggunakan ambulans menuju RS Mitra Keluarga yang berada tepat di seberangnya

Deteni asal Nigeria meninggal dunia

Sementara itu, setelah proses pengamanan berhasil dilakukan, Angga menyebut petugas menemukan seorang deteni asal Nigeria berinisial KC (35) sudah terkapar di dalam rudenim.

"Setelah berhasil dilakukan pemindahan terhadap deteni, petugas menemukan deteni atas nama KC sudah terlihat lemas dan tampak kelelahan, lalu dibawa ke rumah sakit terdekat,” lanjut Angga.

KC kemudian dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga yang terletak tepat di depan Rudenim Jakarta.

Baca juga: Akui Sempat Ada Perlawanan Fisik, Ditjen Imigrasi Sebut WN Nigeria Meninggal di Rudenim akibat Sakit Jantung

Namun, kata Angga, dokter jaga di IGD menyatakan bahwa KC telah meninggal dunia dalam perjalanan.

"Tim Dokter lalu tetap memberikan tindakan pacu jantung atas persetujuan istri KC. Pihak dokter juga menanyakan riwayat kesehatan KC ke keluarga," kata dia.

Menurut pengakuan istri KC yang seorang WNI, lanjut Angga, KC diketahui memiliki riwayat penyakit sakit hipertensi dan jantung sejak 2018.

"Hal ini juga dibuktikan dengan hasil rekam medis KC saat diserahterimakan di Rudenim Jakarta pada 27 Agustus 2021 yang lalu,” ungkap Angga.

Dari RS Mitra Keluarga, diketahui jenazah KC dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo untuk dilakukan otopsi.

Lebih jauh, Angga mengatakan Duta Besar Nigeria HE Usman Ari Ogah telah berkunjung ke Rudenim Jakarta pada Rabu kemarin. Agendanya, untuk bertemu dan berdialog dengan deteni asal Nigeria.

Adapun, Dubes Nigeria dijadwalkan bertemu dengan pimpinan Ditjen Imigrasi pada hari ini untuk membahas keberadaan WN Nigeria di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com