Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belanda Tertarik Kembangkan Kawasan Bersejarah di Depok Lama

Kompas.com - 11/11/2021, 16:32 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Belanda tertarik untuk bekerja sama dalam pengembangan kawasan bersejarah Depok Lama di Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat.

Hal itu disampaikan oleh Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijns saat mengunjungi kawasan Depok Lama pada Kamis (11/11/2021) siang.

"Mungkin kita bisa kerja sama di bidang penelitian dan knowledge kebudayaan, koneksi orang sini (Depok) dan Belanda. Ada banyak pengetahun di Belanda tentang Depok juga," kata Lambert kepada wartawan, Kamis siang.

Baca juga: GOR Depok Rampung, Disebut Bisa Tampung hingga 1.000 Penonton

Lambert mengatakan, kawasan Depok Lama memiliki daya tarik wisata untuk dikembangkan. Lambert melihat adanya peluang untuk pengembangan kawasan Depok Lama.

"Di Depok Lama, di sini ada Belanda Depok, generasi ke-10 Cornelies Chastelein. Ini istimewa sekali. Jadi melihat ini kami tertarik apa yang terjadi di sini, bagaimana dari pihak wali kota mau melakukan ini. Kami mengucapkan terima kasih," ujar Lambert.

Sementara, Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Pariwisata Kota Depok, Dadan Rustandi mengatakan, pengembangan kawasan bersejarah Depok Lama sedang dalam proses penjajakan.

Pemerintah Kota Depok sejauh ini berkoordinasi dengan Universitas Indonesia dan Kedutaan Belanda.

"Tentunya dengan media untuk mengangkat Depok bisa menjadi bagus dan bisa dikenal, nah itulah yang sedang kita galakkan," ujar Dadan.

Dadan menyebutkan, kajian-kajian penelitian sedang dilakukan untuk menjadikan kawasan bersejarah Depok Lama sebagai Cagar Budaya.

Baca juga: Kampus di Kecamatan Beji Depok Akan Mulai PTM Terbatas, Camat: Mahasiswa Harus Sudah Divaksin

Kajian tersebut nantinya juga bekerja sama dengan pemerintah pusat.

"Memang tidak mudah mengubah suatu kawasan maka dari itu perlu kita kaji terlebih dahulu dan perlu ada sosialisasi juga ke warga yang ada di kawasan tersebut. Nantinya kita akan kerja sama juga dengan pemerintah pusat," kata Dadan.

Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Prof. Hendri D.S Budiono menyambut baik rencana Pemerintah Belanda untuk membantu dalam usaha pengembangan kawasan bersejarah Depok Lama.

Hendri menyebutkan, Fakultas Teknik memiliki program studi arsitektur untuk menunjang pengembangan kawasan Depok Lama.

"Jadi dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia akan mendukung dari penelusuran sejarah yang memang sudah dilakukan dan nanti rencana ke depan untuk ini bisa terealisasi," ujar Hendri di kesempatan yang sama.

Dalam kunjungannya ke Depok, Lambert sempat berkunjung ke Gereja Immanuel, Pemakaman Kamboja, dan Jembatan Panus.

Lambert sempat mengabadikan bangunan-bangunan gereja dan segala bentuk tulisan-tulisan Belanda.

Di Pemakaman Kamboja, Lambert sempat melihat bentuk makam-makam orang Belanda dan keturunannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com