Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diminta Turun oleh Ketua DPRD, Biaya Tak Terduga DKI untuk 2022 Diputuskan Naik Jadi Rp 2,7 Triliun

Kompas.com - 11/11/2021, 17:12 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Besaran Belanja Tidak Terduga (BTT) DKI Jakarta pada Rancangan APBD 2022 tetap seperti usulan semula yaitu Rp 2,7 triliun.

"Tetap di Rp 2,7 triliun," ujar anggota Komisi C DPRD DKI dari Fraksi Gerindra, Andyka, kepada Kompas.com pada Kamis (11/11/2021).

Anggota Komisi C DPRD DKI dari Fraksi PSI, Eneng Malianasari, juga mengonfirmasi hal tersebut.

"Besaran BTT tetap," kata Eneng, Kamis.

Jumlah Rp 2,7 triliun ini naik sekitar 10 persen dibandingkan besaran BTT DKI Jakarta pada APBD Perubahan 2021 Rp 2,5 triliun.

Baca juga: Ketua DPRD DKI Minta Biaya Tak Terduga Dikurangi dari Rp 2,2 Triliun Jadi Rp 200 Miliar seperti Sebelum Pandemi

Kenaikan ini juga merupakan instruksi dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Peraturan Mendagri Nomor 27 Tahun 2021.

Dalam beleid itu, Kemendagri menginstruksikan agar setiap daerah menganggarkan kenaikan BTT pada 2022 sebesar 5-10 persen.

“Guna mengantisipasi keadaan darurat termasuk keperluan mendesak akibat pandemi Covid-19 atau bencana lainnya yang tidak bisa diprediksi, pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota agar menambahkan alokasi Belanja Tidak Terduga (BTT) TA 2022 sebesar 5%-10% dari APBD TA 2021,” ujar Muhammad Hudori, Sekjen Kemendagri, dalam konferensi pers virtual yang digelar 2 September 2021.

Sebelumnya, usulan kenaikan BTT ini sempat dipertanyakan oleh Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi.

Dalam rapat Badan Anggaran yang berlangsung Senin (8/11/2021), politikus PDI-P itu meminta agar BTT 2022 dipangkas sekitar Rp 2 triliun lebih jadi hanya Rp 200 miliar, seperti sebelum pandemi Covid-19 melanda.

Baca juga: Anggota DPRD DKI Ragu Dana Commitment Fee Formula E Telah Disetor Langsung ke FEO

"Sisanya dapat digeser untuk program pertumbuhan ekonomi pasca Covid-19 seperti pengembangan UMKM, pemberian dana serta pembangunan sarana dan prasarana UMKM yang berada dibawah dinas,” jelas Prasetio.

Ia beranggapan, saat ini BTT saat ini tidak perlu dialokasikan dengan besaran yang signifikan, karena penularan Covid-19 di Jakarta yang relatif terkendali.

Akan tetapi, sebagai informasi, pada tahun 2020, BTT DKI Jakarta hanya Rp 188,9 miliar.

Ketika pandemi Covid-19 datang, Pemprov DKI Jakarta kemudian harus melakukan refocusing anggaran besar-besaran karena belum punya dana cukup untuk menangani pandemi.

Akibat pengalihan anggaran besar-besaran itu adalah BTT membengkak jadi Rp 5,52 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Megapolitan
Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Megapolitan
Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Megapolitan
Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Megapolitan
Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Megapolitan
Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi 'Online' dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi "Online" dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Megapolitan
Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

Megapolitan
Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Megapolitan
Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

Megapolitan
Pemudik Keluhkan Sulit Cari 'Rest Area', padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Pemudik Keluhkan Sulit Cari "Rest Area", padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Megapolitan
Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Megapolitan
Keluhkan Oknum Porter Terminal Kampung Rambutan yang Memaksa, Pemudik: Sampai Narik Tas, Jadi Takut

Keluhkan Oknum Porter Terminal Kampung Rambutan yang Memaksa, Pemudik: Sampai Narik Tas, Jadi Takut

Megapolitan
Korban KDRT di Jaksel Trauma Mendalam, Takut Keluar Rumah

Korban KDRT di Jaksel Trauma Mendalam, Takut Keluar Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com