Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Perempuan Laporkan Pelecehan Seksual yang Dilakukan Pengamen di Rawajati

Kompas.com - 11/11/2021, 17:22 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang perempuan berinisial FK membuat laporan polisi terkait dugaan pelecehan seksual yang dialaminya di Pasar Kaget Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (9/11/2021) pagi. Terduga pelaku pelecehan itu adalah seorang pengamen.

FK melaporkan hal itu ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jakarta Selatan pada Kamis ini.

"Sudah laporan hari ini ke Polres Jaksel (Jakarta Selatan). Tadi sudah ketemu dan diperlihatkan barang bukti, " ujar FK, Kamis.

FK melaporkan kasus itu guna memberikan efek jera bagi terduga pelaku sehingga tidak terjadi kepada orang lain.

Baca juga: Kasus Pelecehan Seksual terhadap 2 Anak di Tangerang, Polisi: Pelaku Enggak Ngaku

"Jangan sampai hal kecil ini nanti bisa memberikan efek berkepanjangan (trauma)," ucap FK yang bekerja sebagai jurnalis TV.

FK mengalami kejadian itu ketika berbelanja sayur di pasar kaget Rawajati. FK berhenti di salah satu pedagang. Saat itu datang dua orang pengamen.

"Di situ saya sudah bilang 'maaf Pak'. Maksudnya saya tidak bisa memberikan dia uang. Saya pikir sudah, tapi tahu-tahu dia nyolek bokong saya pakai alat musik yang dia bawa dan bungkusan uang yang dari (plastik) permen," kata FK, kemarin.

FK kaget dan spontan marah. Dia menegur satu dari dua pengamen yang diduga melakukan aksi tersebut.

Kepada FK, pengamen yang diduga melakukan pelecehan seksual itu mengaku tidak sengaja dan meminta maaf.

"Saya marah-marah pada saat itu. Saya bilang 'Bapak yang sopan dong'. Dia bilang tidak sengaja dan dia meminta maaf," kata FK.

FK lanjut berbelanja. Pada kesempatan itu, dia diajak berbincang oleh seorang perempuan yang menanyakan persoalan itu.

"Pada saat itu saya kepikiran cuma video itu orang. Tidak ada kepikiran teriak atau membawa. Saya video juga dua kali ditangkis sama dia. Untuk saya pegang ponsel kencang," ujar FK.

"Setelah itu dia pergi begitu aja sambil ngatain saya gila. Saya bilang 'Bapak yang gila'," kata FK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com