Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita “Debt Collector” yang Harus Kejar Target untuk Dapatkan Uang Saku, Kerjanya Menantang Maut

Kompas.com - 11/11/2021, 18:15 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini, wartawan Harian Kompas Stefanus Ato mengikuti keseharian penagih utang (debt collector) yang ternyata cukup menantang maut.

Untuk mendapatkan uang saku sebesar Rp 500.000, seorang debt collector yang diikuti oleh Stefanus, Flesh (38), harus mendatangi 120 debitor dalam waktu 15 hari.

Namun, sialnya, di hari ke 14, masih ada 20-an debitor yang belum didatangi Flesh.

Ia pun memacu sepeda motornya dengan kecepatan tinggi untuk memenuhi kuota yang dibutuhkan.

“Semoga hari ini kita bisa ketemu 11 atau 12 orang. Besok, saya selesaikan sisanya,” ujar Flesh sembari menarik tuas gas kendaraannya. Stefanus duduk di jok belakang sepeda motornya.

Baca juga: Saat Sang Ayah Tampil di Google Doodle, Anak Ismail Marzuki Hidup dalam Impitan Ekonomi

Bak koboi jalanan

Hari itu, Kamis (14/10/2021), perjalanan dimulai pukul 09.00 WIB dengan mendatangi rumah seorang debitor di Jalan Raya Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.

Sejak keberangkatan kedua pemuda tersebut dari Muara Baru, jalanan dipadati kendaraan bertonase berat.

Kondisi itu tidak menyurutkan Flesh. Ia terus memacu sepeda motornya dengan kecepatan tinggi.

Kerap kali, Flesh nekat menyelinap dengan memanfaatkan celah antarkendaraan kontainer yang melaju beriringan atau datang dari arah berlawanan.

Laju kendaraan hanya melambat saat tak ada lagi celah untuk menyelinap.

Baca juga: Kisah Anak Semata Wayang Ismail Marzuki, Ditipu Orang Dekat yang Izin Pakai Lagu Ayahnya

Selama perjalanan, Flesh berulang kali menenangkan Stefanus.

Flesh bercerita bahwa dirinya sudah mahir berkendara dengan kecepatan tinggi di jalanan padat dan macet berkat pengalamannya pada tahun 2010 sebagai debt collector yang bertugas mencari kendaraan debitor yang menunggak.

Pada saat bertemu debitor yang kendaraannya masih berstatus menunggak, tidak semua bersedia menghentikan laju kendaraannya seperti permintaan. Akibatnya, kejar-kejaran pun tak terhindarkan.

Pengalaman kejar-kejaran di jalanan ini yang dikatakan Flesh kian membuatnya terampil dan mahir bermotor.

Hal tidak selalu berjalan mulus bagi Flesh. Pada hari Kamis tersebut, Stefanus menyaksikan banyak debitor yang menyangkal identitas mereka ketika ditagih utang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com