Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pahlawan Nasional Aria Wangsakara, Pendiri Tangerang yang Ahli Strategi Perang

Kompas.com - 11/11/2021, 19:50 WIB
Muhammad Naufal,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

"Saat itu juga Belanda membombardir dari salah satu sungai. Itu salah satu bagaimana Belanda menakut-nakuti. Itu sangat luar biasa tujuh bulan pertempuran itu," papar dia.

Menurut Kang Bayu, peperangan itu terjadi karena Belanda memiliki kepentingan, yakni menguasai wilayah Banten yang dikuasai Aria Wangsakara dan dua sepupunya.

"Belanda punya kepentingan untuk menguasai daerah ini, sementara kita punya kepentingan harus menjaga. Harus menjaga seperti apa yang diamanatkan oleh Sultan Abdul Mufakir bahwa tiga Aria ini harus bisa mengamankan dengan pasukan seadanya," urainya.

Peperangan berakhir saat Aria Wangsakara dan Belanda sepakat untuk gencatan senjata. Akhir dari peperangan tersebut ditandai dengan berdirinya sebuah tugu atau tangger yang disebut sebagai tugu perbatasan yang terletak di Gerendeng, Karawaci, Kota Tangerang.

Ahli strategi

Aria Wangsakara dikenal sebagai ahli strategi karena mampu membuat tentara-tentaranya bergerak di laut tanpa terlihat saat hendak menyerang pasukan Belanda.

Strategi itu bernama kurawacai. Kurawa berarti tentara, sedangan cai yang berarti air. Dengan demikian, kurawacai merupakan tentara air.

Baca juga: Raden Aria Wangsakara Jadi Pahlawan Nasional, Gubernur Banten: Ini Perjuangan Orang Tua Kita

"Kurawacai ini tentara air, sehingga dia harus bisa menyerang lewat sungai, tanpa memperlihatkan gerakan yang bisa dilihat oleh musuh," kata Kang Bayu.

Aria Wangsakara, melalui strateginya, juga memiliki pasukan yang dapat dengan mudah mengelabui musuh meski di tempat terang. Dia juga disebut memiliki ilmu falak.

Kang Bayu melanjutkan, Aria Wangsakara merupakan diplomat ulung sekaligus duta ulama.

Dia dipercayai pihak dari Arab untuk memberikan gelar kesultanan kepada beberapa raja di Indonesia.

"Sultan itu kan adanya di sana, di negara Jazirah Arab. Dia (Aria Wangsakara) sebagai duta ulama dan sebagai diplomat ulung, dan akhirnya bisa ada beberapa kerajaan yang diberikan gelar sultan, termasuk Sultan Banten (Abdul Mufakir)," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com