TANGERANG, KOMPAS.com - Raden Harris Yasin Yudhanegara berusaha keras untuk mengingat cerita masa kecil dari leluhurnya yang baru saja dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, yakni Raden Aria Wangsakara.
Menurut dia, masa kecil Raden Aria Wangsakara yang dikenal sebagai pendiri Tangerang itu sedikit banyak masih diselimuti misteri hingga saat ini.
Yang banyak diketahui masyarakat adalah Raden Aria Wangsakara bersama dua adik sepupunya yang bernama Raden Aria Santika dan Pangeran Surya Dewangsa pindah dari wilayah yang kini disebut Sumedang di Jawa Barat ke wilayah yang kini disebut Banten.
Raden Harris Yasin Yudhanegara alias Kang Bayu merupakan keturunan dari anak pertama Raden Aria Wangsakara, yaitu Yudhanegara, menceritakan sisi Raden Aria Wangsakara yang belum banyak diketahui publik.
Dari kisah-kisah yang diceritakan kakeknya, Kang Bayu menyebut Raden Aria Wangsakara kecil suka bermain seperti bocah pada umumnya.
"Dia (Raden Aria Wangsakara) suka permainan-permainan anak-anak kecil, banyak permainan yang dia sukai," kata Kang Bayu saat ditemui di Makam Aria Wangsakara di Lengkong, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Kamis (11/10/2021).
Lantaran menghabiskan masa rejamanya di Sumedang, Raden Aria Wangsakara sangat menyukai pindang bandeng khas Sumedang.
Raden Aria Wangsakara bahkan sering meminta untuk dibawakan pindang bandeng langsung dari Sumedang.
Pasalnya, Pahlawan Nasional itu merasa pindang bandeng yang dibuat di Tangerang memiliki rasa yang berbeda dari pindang bandeng dari Sumedang.
Baca juga: Nama Pahlawan Nasional Aria Wangsakara Akan Dijadikan Nama Jalan di Tangsel
"Cerita kakek-kakek saya, Aria senang makannya pindang bandeng. Makanya dulu kalau dia pengin makan pindang bandeng, minta dibawain dari Sumedang, dibuatkan," urai Kang Bayu.
Sisi lain Raden Aria Wangsakara, meski disebut sebagai ahli strategi perang dan duta ulama, dia juga sangat menyukai tumbuhan kemuning karena wanginya.
Mengetahui hal tersebut, Kang Bayu hendak menanam kemuning di sekitar Makam Raden Aria Wangsakara.
"Dia suka tumbuhan pohon kemuning. Makanya saya akan menanam pohon kemunging di sini. Biar aroma di sini wangi, karena kemuning itu bunganya luar biasa wangi," tutur Kang Bayu.
Dia mengaku, banyak yang tidak mengetahuinya kisah Raden Aria Wangsakara kecil.
Sebab, Raden Aria Wangsakara masuk ke Banten saat sudah berumur 20-25 tahun.
"Masa kecilnya Aria Wangsakara tidak banyak yang tahu. Karena datang ke sini (Tangerang) sekirar umur 20-25 tahun," ungkapnya.
Setibanya di Tangerang, Raden Aria Wangsakara menikah dengan Nyi Mas Nurmala, anak Bupati Karawang I Singa Purbangsa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.