JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah bangunan berdiri di atas saluran air di DKI Jakarta sehingga saluran air tersebut tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
Baru-baru ini diketahui sejumlah kafe berdiri di atas saluran air penghubung Kali Mampang di Kemang Utara 3, Jakarta Selatan.
Berdasarkan pengamatan Kompas.com di lokasi, setidaknya ada lima bangunan yang dibangun di atas saluran air. Sejumlah bangunan itu menutupi saluran air yang memiliki lebar sekitar 3,5 meter.
Keberadaan kafe tersebut diduga menjadi penyebab terjadinya banjir saat hujan deras.
Baca juga: Sederet Kafe Berdiri di Saluran Air di Kemang Utara, Anies Bakal Turun Tangan Mengecek
Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan melalui Lurah Bangka memanggil pemilik bangunan yang mendirikan kafe di atas saluran air.
Camat Mampang Prapatan Djaharuddin berujar, pemanggilan dilakukan terkait adanya dugaan pelanggaran karena bangunan kafe berdiri di atas saluran air.
"Sedang kami tangani. Saat ini sedang ditangani awal oleh Kelurahan Bangka. Pemilik sedang kami undang, di kantor Lurah Bangka," ujar Djaharuddin saat dihubungi, Senin (15/11/2021).
Pemerintah tak segan membongkar bangunan-bangunan tersebut jika nantinya pemilik bangunan tidak mengindahkan surat peringatan yang diberikan.
Pemkot Jaksel juga akan mengecek sejumlah bangunan yang berdiri di atas saluran air itu bersama Badan Pertanahan Nasional (BPN).
"Kami kan mau cek bareng dahulu (Selasa) besok dengan tingkat Pemerintah Kota juga dan BPN kalau dilihat fisiknya (bangunan) kuat dan besar juga bangunannya, butuh alat sepertinya," ucap Djaharuddin.
Baca juga: Ada Kafe Bertahun-tahun Berdiri di Atas Saluran Air Kemang, Camat: Tidak Kelihatan oleh Kami
Saat ini, Pemkot Jaksel tengah memetakan sejumlah bangunan yang disinyalir berdiri di atas saluran air yang seharusnya diperuntukkan mengatasi banjir.
Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin sebelumnya mengatakan, bangunan yang berdiri di atas saluran dapat mengganggu aliran air saat musim hujan, terlebih lagi apabila adanya sampah.
Tidak menutup kemungkinan sampah yang ada di aliran sungai atau kali akan terhambat apabila adanya bangunan di atas saluran itu.
"Kami akan mapping dulu saluran-saluran, khususnya yang tertutup di atasnya. Karena itu kan mengganggu sekali itu aliran air sungai itu," ujar Munjirin dalam keterangannya, Jumat (12/11/2021).
Baca juga: Sederet Kafe di Atas Saluran Air di Kemang Utara Akan Dibongkar
Tidak hanya bangunan di Jakarta Selatan, sejumlah warga Kebon Kosong di Kemayoran juga diketahui membangun rumah di atas saluran air.
Euis (42), warga RW 09 Kebon Kosong mengaku ada bagian rumahnya yang berada di atas saluran air yakni kamar mandi.
Meski demikian, Euis menegas kan bahwa kamar mandi tersebut bukan bangunan permanen. Keluarganya membangun semi parmanen karena sadar di bawahnya ada saluran air.
Isti (55), warga 08 lainnya juga membangun tempat duduk sepanjang dua meter di teras rumahnya. Tempat duduk tersebut berada di atas saluran air.
Isti bercerita, sebelum tempat duduk tersebut dibuat, ia dan keluarganya meletakan banyak pot bunga di atas saluran air.
Keberadaan rumah-rumah warga itu menghambat upaya normalisasi yang dilakukan Pemkot Jakarta Pusat.
Kepala Satuan Pelaksana Tugas Sumber Daya Air (SDA) Kecamatan Kemayoran Supriyadi mengatakan, normalisasi ini meliputi pengerukan saluran karena sedimentasi lumpur yang cukup tebal.
Baca juga: Sederet Kafe di Kemang Utara Sudah Belasan Tahun Berdiri di Atas Saluran Air tapi Tak Ditindak
Normalisasi diharapkan bisa membuat air mengalir lebih lancar dan tak ada lagi rumah warga yang tergenang banjir.
Supriyadi mengakui mengalami kendala karena banyaknya rumah yang berdiri di atas saluran air.
"Kendala kita yaitu rumah warga di sini banyak di atas saluran. Mulai dari dapur, teras, penampungan air, ruang tamu tepat di atas saluran," ucap Supriyadi.
Selain bangunan di atas saluran air, sedimentasi lumpur cukup tebal karena sudah lama tidak pernah dikeruk.
Baca juga: Sederet Kafe di Kemang Utara Berdiri di Atas Saluran Air, Camat Mampang Panggil Pemilik Bangunan
Meskipun demikian, ia memastikan tak ada penolakan warga terkait upaya normalisasi.
"Kita juga banyak bongkar bangunan yang menghambat normalisasi saluran. Sejauh ini tidak ada penolakan warga, jika ada penolakan pastinya normalisasi tidak akan berjalan," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.