Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Dinilai Mulai Memoles Diri Terlihat Pro Keberagaman untuk Pilpres 2024

Kompas.com - 17/11/2021, 17:13 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belakangan dianggap mulai melakukan sejumlah kerja politik.

Anies sempat hadir di acara lawak di salah satu stasiun televisi dan di-roasting/diledek oleh comedian Kiky Saputri.

Belakangan, acara itu menuai pembicaraan banyak pihak. Sebagian kalangan menilai positif bahwa hal itu jadi bukti bahwa Anies tidak antikritik.

Kemudian, Anies juga sempat sowan ke Malang untuk bertemu dengan Ketua PWNU Jawa Timur, Marzuki Mustamar.

Baca juga: Di-roasting Kiky, Anies: Untung Pakai Baju Damkar Jadi Tahan Panas

Analis politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menganggap bahwa kunjungan-kunjungan itu wajar bila ditafsirkan sebagai langkah politik demi meningkatkan elektabilitas dan popularitasnya jelang Pilpres 2024.

Adi menilai, Anies berkebutuhan untuk memoles reputasinya agar terlihat lebih pro-keberagaman.

Kunjungan ke PWNU Jawa Timur, misalnya, merupakan hasil kalkulasi politik yang matang karena selama ini Anies dianggap hanya mewakili basis pemilihnya di Pilkada Jakarta 2017 yang sarat politik identitas.

“Karena basis Nahdliyin (warga NU) yang selama ini memang punya tarikan mazhab yang agak beda dengan basis (pemilih) Anies. Kelompok Nahdliyin kan agak susah menerima Anies karena Anies terlampau dekat dengan kelompok-kelompok yang dianggap tidak plural itu,” ungkap Adi kepada Kompas.com, Rabu (17/11/2021).

Baca juga: Pencapresan Anies 2024 Masih Gelap Gulita

Anies juga mulai sering bicara soal kebangsaan, semisal pada peringatan Hari Pahlawan pada 10 November 2021 lalu.

Eks Rektor Universitas Paramadina itu juga mengulas filosofi Bhinneka Tunggal Ika ketika membuka Ijtima Ulama Komisi Fatwa Se-Indonesia VII DI Jakarta pekan lalu.

Adi beranggapan, hal itu selaras dengan kebutuhan Anies memperluas basis pendukungnya.

Jika hanya mengandalkan basis pemilihnya di Jakarta 4 tahun silam, sulit bagi eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menggalang dukungan untuk Pilpres 2024.

Terlebih, saingannya saat ini adalah nama-nama seperti Ganjar Pranowo yang dinilai tak merepresentasikan kelompok eksklusif tertentu.

“Anies ingin menghilangkan kesan bahwa dia hanya mewakili kelompok Islam tertentu. Dia juga ingin terlihat nasionalis seperti (kandidat capres potensial) yang lain makanya meresmikan gereja, ketemu PWNU Jawa Timur. Pasti sudah dihitung betul untung-ruginya,” jelas dia.

“Melihat Anies saat ini adalah representasi kelompok tertentu, terutama basis pemilih Jakarta 2017. Memang solid pendukungnya, tapi kan tidak bisa melebar ke mana pun karena kelompok lain agak sulit merapat. Wajah agamanya terlampau dominan,” tutup Adi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com