Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/11/2021, 14:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama SCBD ramai diperbincangkan publik setelah unggahan tentang fashion item para pekerja kantoran di sana viral di media sosial. SCBD merupakan singkatan dari Sudirman Central Business District.

Kawasan SCBD merupakan kawasan perkantoran elite yang memiliki hunian eksklusif, pusat perbelanjaan modern, dan hotel bintang lima.

Para pekerja kantoran di SCBD dikenal selalu tampil modis dengan gaya necis menggunakan lanyard (tali kalung ID Card) Coach dan flat shoes Tory Burch.

Informasi seputar fashion item para pakerja SCBD mulai ramai diperbincangkan warganet di Twitter dan sejumlah videonya wara-wiri di fyp (for your page) TikTok.

Baca juga: Polisi Bubarkan Kerumunan Massa Usai Pesta Halloween di Kawasan SCBD

Walau tak bisa digeneralisasi bahwa semua pekerja kantoran SCBD menggunakan fashion item tersebut, citra SCBD telah membuat masyarakat mengasosiasikan barang-barang branded dengan pekerja di SCBD.

SCBD bahkan masuk kawasan segitiga emas Jakarta dan disebut sebagai Orchard Road-nya Jakarta.

Lantas, kapan SCBD didirikan?

Dilansir dari laman resmi SCBD, pembangunan kawasan elite SCBD mulai direncanakan pada 1987-1992. SCBD dulunya merupakan kawasan kumuh yang berdiri di atas lahan seluas 45 hektar.

Penyusunan masterplan SCBD dilakukan oleh PT Danayasa Arthatama, perusahaan penyedia jasa dan investasi real estat.

Dikutip Kontan.co.id, PT Danayasa Arthatama merupakan anak usaha Artha Graha Network di bawah pimpinan Tomy Winata. Perusahaan tersebut didirikan pada 1 April 1987 dan mulai mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sejak 9 April 2002.

Adapun Tomy Winata sendiri memiliki 2.000 saham SCBD.

Setelah penyusunan masterplan selesai, pembangunan infrastruktur SCBD pun dimulai pada 1992-1993.

Baca juga: Berkerumun Usai Pesta Halloween di SCBD, Banyak Pengunjung Kafe Tak Pakai Masker

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara resmi memberikan kepercayaan kepada PT Danayasa Arthatama untuk mentransformasikan kawasan kumuh di jantung segitiga emas Jakarta menjadi kawasan elite dan modern.

Gedung Artha Graha adalah gedung perkantoran pertama yang berdiri di kawasan SCBD pada 1995.

Kemudian, gedung-gedung pencakar langit lainnya mulai dibangun, di antaranya gedung Bursa Efek Indonesia dan Apartemen Kusuma Chandra yang selesai dibangun pada 1998.

Pada 2002, PT Danayasa Arthatama melakukan penawaran umum perdana atas 100 juta saham di Bursa Efek Indonesia. Langkah ini ditempuh untuk mengembangkan usaha di kawasan SCBD.

Baca juga: Dispora DKI Anggarkan Rp 2,7 Miliar untuk Kegiatan yang Dipimpin Ketua DPW PSI Jakarta

Dalam kurun waktu 2004-2006, apartemen mewah SCBD Suites dan Capital Residence pun selesai dibangun. Selanjutnya, hotel elite dan modern, One Pacific Place, dan Equity Tower selesai dibangun pada 2007-2011.

Kawsan SCBD terus bertransformasi menjadi kawasan elite di Jakarta dengan gedung-gedung pencakar langit. SCBD saat ini dikenal sebagai kawasan elite di jantung segitiga emas Jakarta, seakan menghapus sejarah awalnya yang merupakan kawasan kumuh di Ibu Kota.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Prajurit TNI AD Tusuk Pengamen di Senen Pakai Pisau Buatan

Prajurit TNI AD Tusuk Pengamen di Senen Pakai Pisau Buatan

Megapolitan
Pemilik EO yang Tipu Siswa Man 1 Bekasi Ditangkap

Pemilik EO yang Tipu Siswa Man 1 Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Hanya Bisa Berbaring 8 Bulan, Pria Obesitas di Tangerang Meningkat Beratnya 160 Kg

Hanya Bisa Berbaring 8 Bulan, Pria Obesitas di Tangerang Meningkat Beratnya 160 Kg

Megapolitan
Awalnya Tak Curiga, Pihak MAN 1 Bekasi Merasa Aneh Saat EO Batalkan Keberangkatan Sepihak

Awalnya Tak Curiga, Pihak MAN 1 Bekasi Merasa Aneh Saat EO Batalkan Keberangkatan Sepihak

Megapolitan
Pejalan Kaki Bersyukur Akses Trotoar di Kedubes AS Dibuka, Tak Perlu Lagi ke Bahu Jalan

Pejalan Kaki Bersyukur Akses Trotoar di Kedubes AS Dibuka, Tak Perlu Lagi ke Bahu Jalan

Megapolitan
Penantian Panjang Selama 10 Tahun, Trotoar di Depan Gedung Kedubes AS Akhirnya Dibuka

Penantian Panjang Selama 10 Tahun, Trotoar di Depan Gedung Kedubes AS Akhirnya Dibuka

Megapolitan
Pemprov DKI: Trotoar di Depan Kedubes AS Sudah Bisa Dilintasi Pejalan Kaki

Pemprov DKI: Trotoar di Depan Kedubes AS Sudah Bisa Dilintasi Pejalan Kaki

Megapolitan
EO yang Tipu Siswa MAN 1 Bekasi Sempat Buat Alasan Tak Masuk Akal

EO yang Tipu Siswa MAN 1 Bekasi Sempat Buat Alasan Tak Masuk Akal

Megapolitan
Beton Pembatas di Trotoar Kedubes AS Diangkut, Pejalan Kaki Leluasa Melintas

Beton Pembatas di Trotoar Kedubes AS Diangkut, Pejalan Kaki Leluasa Melintas

Megapolitan
Pria Obesitas Seberat 300 Kg Alami Infeksi Kaki karena Terus Berbaring Selama 8 Bulan

Pria Obesitas Seberat 300 Kg Alami Infeksi Kaki karena Terus Berbaring Selama 8 Bulan

Megapolitan
Kala Penggemar Bikin Jiwoo dan Sullyoon NMIXX Berurai Air Mata di Jakarta

Kala Penggemar Bikin Jiwoo dan Sullyoon NMIXX Berurai Air Mata di Jakarta

Megapolitan
Soal Polisi Baru Usut Kasus Setelah Viral di Medsos, Pengamat: Kewajibannya Dimulai sejak Adanya Laporan Masyarakat

Soal Polisi Baru Usut Kasus Setelah Viral di Medsos, Pengamat: Kewajibannya Dimulai sejak Adanya Laporan Masyarakat

Megapolitan
Trotoar di Depan Kedubes AS Akhirnya Dibuka Setelah 10 Tahun Ditutup

Trotoar di Depan Kedubes AS Akhirnya Dibuka Setelah 10 Tahun Ditutup

Megapolitan
Gerindra Tak Masalah Perindo Kini Dukung Ganjar meski Sempat Bertemu Prabowo

Gerindra Tak Masalah Perindo Kini Dukung Ganjar meski Sempat Bertemu Prabowo

Megapolitan
Heru Budi Minta BKD Secepatnya Isi 'Kursi Kosong' di Pemprov DKI

Heru Budi Minta BKD Secepatnya Isi "Kursi Kosong" di Pemprov DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com