JAKARTA, KOMPAS.com - Belasan rumah berjarak, berdiri di sebuah kompleks rindang di kawasan Cibubur, Jakarta Timur.
Siang hari, tidak banyak aktivitas di dalam kompleks seluas lebih kurang tiga hektar itu.
Di kompleks itu berdiri SOS Children's Village Jakarta yang diresmikan pada 1984 silam, sebuah wadah yang menampung anak yatim piatu dan terlantar.
Fasilitas seperti lapangan bola, laboratorium komputer, perpustakaan hingga ruang musik ada di tempat tersebut.
Baca juga: Dinsos DKI Cek Pernyataan Risma soal ASN Ikut Terima Bansos
Saat Kompas.com berkunjung ke lokasi pada Selasa (16/11/2021), SOS Children Jakarta masih memberlakukan lockdown. Kunjungan dibatasi.
SOS Children's Village memiliki konsep yang berbeda dibanding panti asuhan pada umumnya.
"Kami ingin mereka (para anak asuh) mendapatkan keluarga pengganti," kata Direktur SOS Children Jakarta Sumardi.
SOS Children's Village Jakarta memiliki 15 rumah di kompleks tersebut. Setiap rumah memiliki satu "ibu pengganti".
Ibu pengganti itu nantilah yang akan menjadi orangtua atau kepala rumah tangga.
"Kami rekrut orang untuk menjadi ibunya anak-anak. Ibu ini nanti yang bertanggung jawab dalam proses pengasuhan sehari-harinya," ujar Sumardi.
Baca juga: UPDATE: Sebaran 360 Kasus Baru Covid-19, Tertinggi di DKI Jakarta
Sejauh ini, SOS Children Jakarta memiliki 117 anak asuh yang menempati 15 rumah. Mereka datang dari mana saja, tidak hanya dari Ibu Kota.
"Anak asuh ini tidak hanya dari Jakarta. Cuma tempatnya aja kebetulan di Jakarta," kata Sumardi.
Dalam definisi SOS Children, anak yang kehilangan pengasuhan dari orangtua tidak hanya yatim piatu.
"Kalau ada dari pihak keluarga, baik itu orangtua sekali pun, sudah tidak sanggup mengasuh, baru alternatifnya kami tampung," kata Sumardi.
Calon anak asuh tidak serta merta diterima di SOS Children. Mereka harus melalui proses asesmen.