"Latar belakangnya seperti apa. Kami data, setelah itu kami adakan observasi ke tempat tinggal anak itu, ketemu RT atau lurahnya," ujar Sumardi.
"Supaya memastikan bahwa anak ini betul perlu pengasuhan," ucap dia.
SOS Children juga bekerja sama dengan Dinas Sosial dalam proses menampung anak asuh.
Dinas Sosial akan memberikan rekomendasi bahwa calon anak asuh memang butuh pengasuhan.
"Kalau sudah, nanti anak-anak ini ditempatkan di rumah SOS Children," ujar Sumardi.
SOS Children berkomitmen mendidik anak asuh hingga mandiri.
Artinya, setiap anak asuh yang masuk ke SOS Children, nantinya setelah keluar bisa mencari penghidupan sendiri.
Selama ditampung di SOS Children, para anak asuh juga bebas memilih pendidikan mereka sendiri.
"Mereka bebas memilih sekolah sesuai dengan prestasi mereka. Ada yang di swasta, ada yang negeri," kata Sumardi.
Jika ada anak asuh kuliah di luar kota, pihak SOS Children akan memantau perkembangan anak asuh itu.
SOS Children juga akan membiayai indekos hingga kebutuhan makan dan minum.
"Selama kuliah, kami monitoring. Kalau anaknya lagi ngekos, ya kami kunjungi mungkin sebulan sekali. Kami terus komunikasi, prestasinya juga kami pantau," ujar Sumardi.
"Ini pengasuhan jangka panjang. Jadi anak-anak masuk ke sini, sampai nantinya dewasa dan mampu untuk mandiri, bekerja sendiri. Baru kami lepas," kata Sumardi.
Sejak 1984, SOS Children Jakarta telah memiliki lebih dari 150 alumni dengan berbagai macam pekerjaan.
"Ada yang jadi tentara, dulu sekolah di SMA Taruna Nusantara. Sekarang pangkatnya sudah lumayan. Ada juga yang jadi perawat di Belanda," ujar Sumardi.
Beberapa alumni, kata Sumardi, juga sudah menjadi manajer di perusahaan-perusahaan besar nasional.
"Kalau yang jadi pejabat di pemerintah mungkin belum ya," kata Sumardi.
Meski mereka sudah keluar, ikatan batin mantan anak asuh dengan SOS Children tidak hilang.
"Kalau libur, ada yang berkunjung ke sini. Ketemu adik-adiknya, ketemu ibunya. Mereka menganggap di sini keluarganya," ucap Sumardi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.