TANGERANG, KOMPAS.com - Aksi penyegelan paksa gedung PAUD Anyelir, Pedurenan, Karang Tengah, Kota Tangerang, disebut terjadi karena tidak ada komunikasi antara pihak PAUD dan penyegel.
Imbas penyegelan, murid-murid PAUD Anyelir terpaksa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di luar sekolah pada 17-19 November 2021.
Penyegelan paksa itu dilakukan oleh MAK, Ketua RW 004 Pedurenan.
"Pengurus RW dengan PAUD Anyelir memang selama ini tidak ada komunikasi," papar Lurah Pedurenan Abdurahman saat ditemui usai musyawarah penyelesaian masalah penyegelan PAUD Anyelir yang digelar di kantor Kelurahan Pedurenan, Jumat (19/11/2021).
Baca juga: Ujung Polemik Penyegelan dan Duit Iuran, Ini Kesepakatan Antara Pak RW dan PAUD Anyelir
Dia melanjutkan, berdasarkan hasil musyawarah, MAK dan pihak PAUD Anyelir memang belum pernah berkomunikasi secara langsung untuk membahas persoalan penyegelan itu.
"Mereka tidak pernah duduk bareng, tidak pernah saling ketemu ya," sebutnya.
Abdurahman menyatakan, murid-murid PAUD Anyelir sudah dapat menjalani PTM terbatas di dalam gedung itu per Senin pekan depan.
"(Per Senin pekan depan) sudah bisa sekolah, bisa," ucap dia.
Baca juga: Isi Pesan Pak RW Minta Duit Iuran ke PAUD Anyelir: Biaya Sewa Rp 750.000 Per Bulan
Pengelola PAUD Anyelir mengungkapkan hasil musyawarah atas penyegelan paksa yang dilakukan MAK terhadap gedung sekolah tersebut.
Pendiri PAUD Anyelir, Yeti, berujar, berdasarkan hasil musyawarah, pihaknya harus menambah struktur organisasi di Posyandu Anyelir.
Sebagaimana diketahui, PAUD Anyelir didirikan di gedung Posyandu Anyelir.
Hasil musyawarah, struktur Posyandu Anyelir harus ditambah dengan seksi pendidikan yang nantinya akan mengurus soal PAUD Anyelir.
Baca juga: Pak RW Akan Buka Segel Gedung PAUD Anyelir asal Bisa Jadi Kantornya hingga Lumbung Pangan
"Tadi dibilang di posyandu itu harus ada satu orang menjadi seksi pendidikan, karena sekarang belum ada," tutur Yeti usai musyawarah.
"Jadi seksi pendidikan di kepengurusan posyandu yang baru itu, yang akan berintegerasi dengan kita nanti," sambung dia.
Yeti mengatakan, pihaknya sangat berharap bahwa pembelajaran di sana dapat kembali digelar seperti sebelum terjadi penyegelan paksa itu.
"Kami menginginkan sistem pembelajaran tetap berjalan di gedung posyandu, seperti dulu-dulu itu kan emang enggak pernah ada masalah. Nah kami ingin seperti dulu lagi," papar Yeti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.