JAKARTA, KOMPAS.com - Baru-baru ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta melontarkan rencana membentuk tim siber (cyber army) untuk melindungi ulama, termasuk Gubernur DKI Anies Baswedan, dari serangan buzzer di internet.
Wacana tersebut disampaikan Ketua Umum MUI DKI Jakarta Munahar Muchtar dalam rapat koordinasi bersama Bidang Informasi dan Komunikasi se-DKI Jakarta di Hotel Bintang Wisata Mandiri, Senin (11/10/2021).
Menurutnya, buzzer telah meresahkan umat Islam. Buzzer juga disebut sering mencari-cari kesalahan Gubernur Anies, padahal Anies telah bekerja keras untuk masyarakat ibu kota, ujar Munahar.
“(Cyber army) ini untuk meng-counter berita-berita hoaks yang memecah belah anak bangsa dan memfitnah ulama. Ini kan salah satu program MUI untuk ber-amar maruf nahi mungkar (mencegah hal buruk dan mengajak pada kebaikan),” kata Munahar.
Baca juga: Anies Tawari Biaya Hidup Murah untuk Buruh, Said Iqbal: Enggak Usah Bohong Terus, Pak Gubernur!
Rencana ini kemudian dikritik oleh sebagian kalangan yang menilai pembentukan cyber army tersebut akan menghilangkan independensi MUI.
Kritik salah satunya datang dari Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti.
Menurutnya, MUI adalah wadah musyawarah para ulama yang dibentuk untuk membimbing, membina, dan mengayomi kaum muslim di Indonesia, bukan untuk berurusan dengan hal yang bersifat politis.
Jangan sampai pembentukan cyber army oleh MUI DKI Jakarta justru akan mempertajam polarisasi yang ada di tengah masyarakat.
Baca juga: Aksi Penyamaran Berujung Petaka, Iptu Lukas Marbun Ditabrak dan Dilindas Bandar Narkoba
Munahar mengaku bingung soal kritikan yang muncul atas wacana pembentukan cyber army tersebut.
Ia membantah pembentukan cyber army itu demi kepentingan politik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.