JAKARTA, KOMPAS.com - Sekilas tidak ada yang aneh dengan permukiman RW 003 Kelurahan Malaka Jaya, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.
Rumah-rumah berdiri berimpitan seperti halnya permukiman padat penduduk di kota-kota besar lainnya.
Namun, ada yang berbeda dari permukiman tersebut. Beberapa pasangan saudara kembar tinggal di wilayah itu.
Berawal dari tahun 2012, ada warga yang penasaran karena sering menjumpai pasangan kembar di wilayah RW 003 Malaka Jaya.
Baca juga: Lima Opsi Lokasi Sirkuit Formula E di Jakarta, dari PIK sampai Jalan Sudirman
Warga tersebut adalah Supriharjo, yang saat itu masih bekerja sebagai wartawan.
Supriharjo kemudian pergi ke Suku Dinas (Sudin) Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Jakarta Timur untuk mencari jawaban.
"Ternyata di sana (Dukcapil) tidak ada data mengenai anak kembar. Yang ada cuma dua anak, tapi tanggal lahirnya sama," kata Supriharjo saat ditemui di kediamannya di RT 011 RW 003 Malaka Jaya.
Supriharjo masih penasaran karena jawaban yang ia dapat belum sepenuhnya lengkap.
"Tetapi syaratnya ribet, akhirnya saya memutuskan mencari sendiri," ujar Supriharjo.
Berdasarkan penelusuran Supriharjo, dibantu rekan-rekan wartawan dan pihak RW, didapatkan ada 13 pasangan saudara kembar di wilayah RW 003 Malaka Jaya.
"Setelah dihitung, waktu itu tahun 2014, ada 13 pasang. Itu mulai umur 1,5 sampai 72 tahun," kata Supriharjo.
Pasangan saudara kembar di RW 003 Malaka Jaya memang memiliki genetik kembar.
Orangtua mereka tidak kembar, tetapi genetik kembar diturunkan oleh kakek, nenek, paman atau bibi mereka. Artinya tidak diturunkan langsung.
"Itu kembar karena keturunannya, bukan orangtua langsung, misal dari pamannya, gitu," kata Supriharjo.