Penutupan TPST Bantargebang baru dimungkinkan jika Pemprov DKI Jakarta sudah punya fasilitas pengolahan sampah baru, semisal intermediate treatment facility (ITF) Sunter yang sampai sekarang belum juga dibangun.
“Sudah berapa puluh juta ton di sana? Tidak mungkin habis segera. Jadi harus cari solusi. Apa solusinya? Lapangan golf. Bisa buat PAD (penadpatan asli daerah). Bekasi dapat PAD, kita juga dapat PAD,” ujar Ida.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menganggap bahwa usulan menjadikan TPST Bantargebang sebagai lapangan golf tidak mudah.
Riza menyebutkan, saat ini diperkirakan sudah 55 juta ton sampah yang menggunung di TPST yang terletak di Kota Bekasi itu.
Berbeda dengan pendapat Komisi D, menurut Riza, gunung sampah itu harus diolah terlebih dulu sebelum dijadikan lapangan golf.
“Tidak semudah itu, karena menggunung sedemikian ya itu harus diolah dulu, dikelola, jadi tidak semudah itu mengubah Bantargebang menjadi lapangan golf ya. Kalau dengan kemampuan intermediate treatment facility (ITF) di situ dibangun kurang lebih (menghabiskan) 2.000 ton per hari bisa mencapai 111 tahun baru selesai,” jelas Riza kepada wartawan di Balai Kota, Rabu malam.
Baca juga: Situasi Covid-19 di DKI Terkendali, Anies Sebut Sudah Ada Kekebalan Kolektif
Riza menjelaskan, Pemprov DKI Jakarta sedang mencari solusi agar sampah yang sudah menggunung di TPST Bantargebang tidak berujung pada krisis lingkungan.
Riza menyebut soal pemanfaatan energi sampah dan pembuatan brikat serta kompos.
“Kita punya PR yang sudah lama juga agar sampah di Bantargebang yang sudah menggunung bisa kita kurangi secara bertahap,” imbuhnya.
Dilansir National Geographic Indonesia, proyek “menyulap” tempat pembuangan sampah menjadi lapangan golf ada di tempat pembuangan akhir (TPA) Sudakwon yang terletak di luar kota Seoul—sekitar 40 menit perjalanan dengan mobil dari Seoul.
Ribuan orang berkunjung ke sanitary landfill atau TPA yang dikatakan sebagai yang terbesar di dunia.
Menurut catatan pihak pengelola TPA Sudakwon, Sudokwon Landfill Site Management Corp (SLC), sudah 500.000 orang dari dalam dan luar negeri berkunjung ke TPA Sudakwon.
TPA seluas 20 juta meter persegi ini dirancang untuk bisa lahir menjadi taman impian (dream park) yang di dalamnya terdapat lapangan golf dan perumahan mewah.
Terbagi menjadi empat lokasi TPA dan sebagian lainnya untuk kompleks olahraga dan hiburan, penimbunan sampah di setiap TPA dibuat delapan lapis. Pertama sampah, tanah 0,5 meter, lalu ditutup sampah lagi, dan seterusnya sampai delapan lapisan.
Baca juga: Bantah Pernyataan Bamsoet soal Formula E, Anies: Urusan Sirkuit Kok Presiden
TPA 1 sudah dipakai untuk menimbun sampah sejak 1992 hingga akhirnya tahun 2000 tempat ini sudah dipenuhi sampah.