Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PTM Terbatas di SMPN 2 Depok Kembali Digelar, Ini Protokol Kesehatannya

Kompas.com - 30/11/2021, 12:17 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Nursita Sari

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - SMP Negeri 2 Depok kembali menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada Selasa (30/11/2021).

Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 SMPN 2 Depok Arief Setiawan mengatakan, pihak sekolah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengawasi protokol kesehatan selama PTM terbatas.

Seorang murid SMP Negeri 2 Depok mengikuti PTM terbatas sebanyak dua hari dalam satu minggu.

Arief menyebutkan, pihak sekolah membatasi jumlah murid sebanyak 50 persen dari daya tampung sekolah dan setiap sesi pertemuan selama dua jam.

"Maka dibagi dua sesi. Sesi satu, dua jam; sesi dua, dua jam. Sesi satu jam 07.00 sampai jam 09.00 WIB, break satu jam di situ memberikan kesempatan tenaga internal buat melakukan disinfektan, nanti jam 10.00 dimulai kembali," kata Arief saat ditemui wartawan di SMP Negeri 2 Depok, Selasa pagi.

Baca juga: Marak Kasus Pelecehan Seksual, Masih Layakkah Depok Sandang Status Kota Layak Anak?

Arief mengatakan, setiap murid diwajibkan mengecek suhu dan mencuci tangan di pintu masuk sekolah.

Pihak SMPN 2 Depok juga menyiagakan wali kelas dan guru piket kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk memantau pelaksanaan PTM terbatas.

"Yang ketiga, petugas atau guru karyawan dan orangtua yang menjadi tim Satgas Covid-19. Orangtua terlibat tapi memang orangtua mereka sesuai dengan waktu yang mereka miliki. Nah tiga komponen ini kami harapkan bisa bersinergi dalam rangka menegakkan protokol kesehatan," tambah Arief.

Arief menyebutkan, pihak SMPN 2 Depok juga mengatur kepulangan murid. Ia menyebutkan, setiap murid tak boleh keluar sekolah secara berbarengan.

"Kemudian kami imbau ke orangtua agar mengantar dan menjemput tidak di lingkungan dalam. Kalau di luar kan bukan ranah kami. Mengantar juga usahakan tepat waktu, jangan terlalu pagi karena kalau terlalu lama mereka nunggu-nunggu bikin bete, berpotensi bikin ngobrol. Yang kedua, pulangnya pun kami sudah mengimbau jemputlah on time, tepat waktu," lanjut Arief.

Baca juga: Wakil Wali Kota Depok Pertanyakan Data Kejaksaan soal Kenaikan Kasus Pelecehan Seksual terhadap Anak

Arief juga berpesan agar para murid membawa makanan dari rumah dan tetap disiplin memakai masker.

"Itulah protokol-protokol kami upayakan, kami usahakan. Kami maksimalkan yang kami lakukan di SMPN 2 Depok," lanjut Arief.

Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat, kembali membolehkan PTM terbatas mulai Selasa ini.

Izin tersebut mempertimbangkan tren penurunan kasus Covid-19 dalam klaster PTM terbatas di beberapa wilayah di Kota Depok.

Baca juga: Satpol PP Depok Bongkar Bangunan Ilegal dan Tertibkan Parkir Liar di Kolong Flyover Arif Rahman Hakim

Keputusan terkait hal itu dituangkan dalam Surat Edaran Wali Kota Depok bernomor 8.02/661/SATGAS/2021 yang diterbitkan pada Senin kemarin dan ditandatangani oleh Wali Kota Depok Mohammad Idris.

"Kegiatan PTMT dapat kembali dilaksanakan di semua wilayah Kota Depok sejak 30 November 2021, kecuali bagi satuan pendidikan yang sedang melaksanakan mitigasi penanganan Covid-19,” kata Idris dalam surat edarannya.

Penghentian sementara PTM terbatas di Depok berlangsung pada 19-29 November. Pemerintah Kota Depok mengambil kebijakan itu setelah adanya lonjakan kasus Covid-19 di sekolah yang menggelar PTM terbatas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Megapolitan
Pedagang Pigura di Jakpus 'Curi Start' Jualan Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Jakpus "Curi Start" Jualan Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Megapolitan
Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com