JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta, dengan gedung-gedung pencakar langitnya dan permukiman padat, sudah menjadi lokasi langganan kebakaran.
Setiap hari, ada saja mobil pemadam kebakaran (damkar) yang wira-wiri di jalanan Ibu Kota untuk mengantarkan petugas memadamkan api dan mengevakuasi warga dari lokasi kejadian.
Selain menantang maut, petugas pemadam kebakaran ternyata harus bekerja di bawah tekanan-tekanan lain, seperti kurangnya jumlah tenaga kerja dan minimnya upah.
Laporan Harian Kompas, banyak petugas pemadam kebakaran di Jakarta yang berstatus sebagai Penyedia Jasa Lapangan Perseorangan (PJLP) yang digaji hanya sesuai upah minimum provinsi (UMP), yakni sekitar Rp 4,4 juta.
PJLP menyumbang hampir setengah (1.753 petugas) dari 4.242 petugas operasional damkar yang ada. Sebanyak 2,489 sisanya berstatus pegawai negeri sipil (PNS).
Baca juga: Tragedi dalam Kebakaran Gedung Cyber, Teknisi Terjebak di Kepulan Asap Hitam hingga Tewas
Meski ada perbedaan status dan besaran gaji, tanggung jawab dan beban tugas antara PJLP dan PNS tak jauh berbeda.
“Saya pribadi mungkin sudah menjiwai (profesi damkar). Ya sudah jalanin. Kita enggak mau lihat rumput sebelah. Tapi ya kita terus mikir kapan nih (diangkat PNS),” kata seorang petugas damkar, Andri Purwanto, di Pos Sektor Kebayoran Baru.
Selain bekerja dengan upah minim, petugas damkar Ibu Kota Jakarta ternyata juga bekerja ganda.
Saat ini, tercatat ada 4.242 petugas damkar di Jakarta. Idealnya, Jakarta memiliki 11.000 personel damkar.
Defisit jumlah personel ini membuat petugas damkar harus merangkap tugas dan bekerja ganda. Satu orang bisa bertugas menyetir truk, mencari sumber air, menggelar selang, hingga menjaga truk dari keriuhan warga.
“Jangan makan tulang kawan. Satu capek, capek semua. Enggak ada perbedaan, kita junior kerja, senior juga kerja,” kata Andri.
Baca juga: Ada Data Pemerintah dalam Server di Gedung Cyber, Wagub DKI Pastikan Aman
Belakangan, petugas damkar tidak hanya diandalkan sebagai pemadam api, tetapi juga penyelamat dalam segala situasi.
Tidak jarang petugas pemadam kebakaran diminta bantuan untuk menyelamatkan hewan peliharaan yang terjebak di gorong-gorong, atau untuk menyingkirkan hewan liar seperti ular dari rumah warga.
Bahkan di Jakarta, jumlah penanganan penyelamatan telah melampaui penanggulangan kebakaran.
Dinas Gulkarmat DKI Jakarta mencatat, selama empat tahun terakhir, jumlah penyelamatan terus meningkat. Pada 2018 ada 1.357 kejadian dan mencapai 4.050 sepanjang Januari-November 2021.
Penyelamatan oleh petugas damkar pun mendapat banyak pujian dari masyarakat.
Upaya petugas mengambil kartu ATM yang jatuh ke gorong-gorong mendapat 14.840 retweet dan likes Twitter.
Bahkan setelah sejumlah penanganan penyelamatan dari Damkar viral, sempat muncul tagar #MendingLaporDamkar.
(Kompas.id/ Puteri Rosalina, Albertus Krisna, Satrio Wisanggeni)
Artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul "Sudah Gaji Hanya Sesuai UMR, Risikonya Kehilangan Nyawa".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.