Setelah ramai diperbincangkan publik, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan kontraktor pembuat sumur resapan kembali meratakan sumur resapan dengan aspal, kemudian dilubangi untuk tempat aliran air.
Menanggapi isu tersebut, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah menilai ada kesalahan perencanaan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta.
Titik sumur resapan yang dibuat, ujar Ida, terkesan asal-asalan dan tidak matang.
"Ini kesalahan perencanaan pembuatan titik sumur resapan," kata Ida, Minggu (5/12/2021).
Dia menyebut, apabila sudah ada rencana pembangunan di titik tertentu, tidak mungkin ada proses tambal sulam seperti yang terjadi di Jalan Lebak Bulus III.
Politikus PDI-Perjuangan ini meminta agar Dinas SDA DKI Jakarta bertanggungjawab membuat ulang apabila sumur resapan yang sudah ditutup aspal tidak bisa digunakan kembali.
"Saya berharap pak Yusmada (Kepala Dinas SDA) untuk membuat pengganti di titik tersebut," ujar dia.
Setelah tahun 2022 anggaran sumur resapan resmi dicoret, Ida mengancam akan mencoret kembali anggaran serupa tahun 2023.
Ancaman tersebut bisa jadi kenyataan apabila terbukti sumur resapan tidak efektif mengatasi banjir Jakarta.
"2022 tidak kita anggarkan. Kalau memang hasilnya bagus kajiannya kita anggarkan kembali. Kalau memang tidak, ya tidak perlu kita anggarkan lagi," kata dia.
Ida meminta agar proyek tersebut dievaluasi secara menyeluruh agar pembangunan tidak lagi asal-asalan seperti saat ini terjadi.
Permintaan evaluasi juga langsung dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Kami instruksikan kepada OPD terkait, seperti Dinas Sumber Daya Air untuk secepatnya mengevaluasi pekerjaan para kontraktor dalam membangun drainase vertikal," kata Anies, Minggu.
Baca juga: Anies Instruksikan Anak Buah Evaluasi Pembangunan Sumur Resapan
Dia menegaskan, pembangunan sumur resapan jangan sampai membuat celaka pengguna jalan.
Karena esensinya pembuatan sumur resapan merupakan solusi penanganan banjir tanpa menimbulkan masalah baru.