Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Korban Kebakaran Pasar Kalideres Demo ke Pemprov dan DPRD DKI, Minta Ganti Rugi

Kompas.com - 06/12/2021, 15:29 WIB
Vitorio Mantalean,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan pedagang korban kebakaran Pasar Kalideres, Jakarta Barat, mendatangi Balai Kota dan Gedung DPRD DKI Jakarta untuk berunjuk rasa, Senin (6/12/2021).

Pantauan Kompas.com, sedikitnya 20 orang berunjuk rasa mengenakan ikat kepala merah-putih sembari membentangkan spanduk protes.

"Kami korban kebakaran Pasar Kalideres meminta Pak Gubernur memanggil Dirut Pasar Jaya agar mengganti kerugian kami dengan layak," demikian tulisan di salah satu spanduk.

"Pak Gubernur tolong selesaikan penderitaan kami."

"Barang dagangan kami ludes dilalap api. Dirut Pasar Jaya tidak mau ganti rugi."

Baca juga: Ditinggal Sopir ke Toilet, Bus Transjakarta Tabrak Tembok di Halte Puri Beta 2

Koordinator lapangan aksi, Nurman, mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah dijanjikan ganti rugi.

"Hanya (dijanjikan) uang kerohiman Rp 2,5 juta, sedangkan barang kami yang terlalap api lebih dari puluhan juta," ujar Nurman kepada wartawan, Senin.

"Kami ke Balai Kota dan DPRD untuk langkah selanjutnya agar Dirut (Perumda Pasar Jaya) mau mengganti kerugian kita," ia menambahkan.

Nurman menegaskan, ada 27 pedagang yang jadi korban kebakaran Pasar Kalideres pada 24 Oktober 2021.

Total, ada 57 kios yang dilalap api dalam kebakaran yang penyebabnya belum terkonfirmasi itu.

Baca juga: Proyek Tambal Sulam Sumur Resapan Jakarta dan Instruksi Anies

Ia berharap, DRPD DKI Jakarta dan Pemprov DKI mau menerima mereka dalam audiensi.

"Kami minta untuk DPRD melakukan fungsi pengawasan, memanggil Dirut supaya duduk bersama. Supaya dia sebagai penengah, diteliti, audiensi. Apakah ini kelalaian atau musibah," ujar Ketua Umum LBH Gerhana yang mendampingi para pengunjuk rasa, Anggiat Manalu, di lokasi.

Tanpa ganti rugi, para korban sudah kehabisan modal untuk kembali berjualan.

"Inginnya ya diganti rugi, seandainya tidak 100 persen, ya 50 persen, yang layaklah agar kita bisa jualan lagi. Kalau Rp 2,5 juta, uang segitu buat apa?" ujar Nurman.

"Seandainya layaklah Rp 20 juta masih bisa kita jualan, untuk beli etalase, hanger-hanger pakaian masih bisa," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com