JAKARTA, KOMPAS.com - Ng Je Ngay (70), seorang teknisi AC yang menjadi korban mafia tanah di Jakarta Barat menyurati Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, Senin (6/12/2021).
Kakek berusia 70 tahun itu meminta Fadil memberikan atensi agar kasus mafia tanah yang menimpanya diusut tuntas dan para tersangka segera ditahan.
"Ini surat kelima yang kami layangkan ke Kapolda Metro Jaya terkait persoalan mafia tanah yang dialami klien kami, tukang AC di Jakarta Barat," ujar Kuasa Hukum Ng Je Ngay, Aldo Joe kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Senin.
Baca juga: Tanah Tukang Servis AC Dirampas Mafia, Polres Jakbar Tetapkan 3 Tersangka
Menurut Aldo, dia dan kliennya menyurati Fadil karena merasa penanganan perkara kasus mafia tanah tersebut berjalan lambat. Selain itu, para pelaku yang sudah ditetapkan sampai saat ini tak kunjung ditahan.
Aldo menduga, lambatnya penanganan dan belum ditahannya para tersangka, karena ada intervensi dari petinggi kepolisian yang mendesak kasus tersebut tidak dilanjutkan.
"Intinya di Polres Metro Jakarta Barat ada desakan dari petinggi dari polri, yang mana tidak ditindaklanjuti, sehingga dilaksanakan gelar di birawa sidik," ungkap Aldo.
Baca juga: Jadi Korban Mafia Tanah, Tukang Service AC Hampir Kehilangan Rumah dan Malah Dilaporkan ke Polisi
Melalui surat tersebut, kata Aldo, kliennya berharap agar Kapolda Metro Jaya bisa memberikan atensi kepada jajaran untuk mengusut tuntas kasus mafia tanah tersebut.
Selain itu, Ng Je Ngay juga berharap kepolisian bisa segera menahan para tersangka dan mengembalikan aset miliknya yang dirampas para pelaku.
"Karena memang klien kami tidak pernah menjual, dan klien kami ini diminta 2,5 miliyar oleh si pelaku apabila ingin balik nama kembali sertifikat nya semula," pungkasnya.
Baca juga: Mafia Tanah Masih Merajalela, Tukang Servis AC, Eks Pejabat, hingga Artis Nirina Zubir Jadi Korban
Sebelumnya, Polres Jakarta Barat telah menetapkan terduga mafia tanah berinisial AG sebagai tersangka bersama HG dan AH, yang disebut sebagai kaki tangannya.
AG ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pemalsuan akte autentik atas bidang tanah milik Ng Jen Ngay, seorang teknisi AC di Jalan Kemenangan, Tamansari, Jakarta Barat, pada 5 Oktober 2021.
Penetapan status tersangka dilakukan setelah gelar perkara yang dilakukan penyidik Polres Metro Jakarta Barat beberapa waktu lalu.
Tersangka dijerat dengan Pasal 266 Ayat 2 dan Pasal 480 KUHP tentang Pemalsuan Surat dan Penadahan.
Dengan penetapan tersangka tersebut, penyidik selanjutnya telah mengirimkan surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP) atas nama tersangka AG kepada Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Barat.
Kuasa hukum pelapor, Aldo Joe, menceritakan bahwa kejadian bermula ketika Jen Ngay mendapat panggilan dari Polsek Taman Sari pada 2017.
"AG mengaku membeli rumah tersebut dari Jen Ngay. Padahal Jen Ngay tidak pernah melakukan transaksi jual beli itu," jelas Aldo saat dihubungi awak media, Jumat (12/11/2021).
Jen Ngay tentu kebingungan, pasalnya ada seseorang yang mengaku sebagai dirinya dan telah menjual rumah yang telah dibeli dan ditempatinya sejak 1990.
Tidak hanya terancam kehilangan rumah dan tanahnya, Jen Ngay juga dilaporkan ke polisi.
Singkat cerita, pada 2018, pihaknya membuat laporan ke Polres Jakarta Barat atas kasus ini. Kini, pelaku terduga mafia tanah, HG dan L, beserta AG telah ditetapkan sebagai tersangka.
Namun, Aldo menyebutkan bahwa dalam kasus ini penyidik Polres Jakbar baru menahan dua tersangka lainnya, yakni HG (80) alias Atiam dan AH (48) alias Patricia.
"Maka sekiranya penyidik tidak gamang dan dapat objektif dalam melaksanakan upaya paksa penangkana maupun penahanan terhadap AG, dan kiranya menyampingkan segala bentuk intervensi yang kini dilakukan oleh pelaku, agar tercapai rasa keadilan," kata Aldo.
"Saya beserta korban memohon dengan sangat kepada Bapak Kapolda dan Kapolri untuk atensi terhadap perkara ini, dan diharapkan tidak ada pilih kasih, dikarenakan perkara ini serupa dengan perkara korban ibunda Dino Patti Djalal (mantan Wamenlu) yang telah terungkap hingga 15 pelaku dalam kurun waktu yang cukup singkat."
"Sedangkan klien Kami hanya rakyat kecil yang mencari keadilan dari tahun 2018, hingga kini masih dalam keadaan gamang," imbuh Aldo Joe.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.