Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dompet Sering Kering gara-gara Harga Minyak Goreng Naik

Kompas.com - 06/12/2021, 19:21 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - "Gara-gara harga minyak goreng naik, ya, dompet sering kering," demikian Kasrun, seorang pedagang gorengan di Kota Tangerang menyampaikan keluh kesahnya.

Sebagaimana diketahui, harga minyak goreng saat ini memang tengah meningkat. Adanya peningkatan harga tersebut membuat Kasrun sedih.

Bagaimana tidak, saat ini, pria 51 tahun itu harus menghabiskan Rp 400.000 hanya untuk membeli minyak goreng untuk modalnya berjualan selama satu setengah hari.

"Rp 400.000 habis buat minyak, kan biasa saya habisnya Rp 150.000, itu untuk satu setengah hari. Jadi habis buat minyak doang," tutur Kasrun saat berjualan di dekat RSUD Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Senin (6/12/2021).

Baca juga: Harga Cabai Rawit dan Minyak Goreng Tak Kunjung Turun di Pasar Anyar

Di satu sisi, keuntungan yang didapat olehnya setiap hari hanya sebesar Rp 50.000.

Duit tersebut hanya mampu menutupi kebutuhan perut keluarganya.

Kasrun bercerita, tidak ada trik atau siasat yang dilakukan untuk meraup untung lebih besar saat harga minyak goreng melambung.

Sebab, jumlah minyak goreng yang digunakan juga tak bisa dikurangi.

"Ya nguranginnya gimana ya, ya enggak bisa," ujar dia.

"Pemasukannya berkurang, drastis. Kadang-kadang Rp 50.000, untungnya. Cuma buat makan doang. Makanya dompet kering," sambungnya.

Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Sebut Masalah Ini Jadi Penyebab Kenaikan Harga Minyak Goreng

Pria asli Cirebon, Jawa Barat, harus keliling toko demi toko untuk mencari minyak goreng yang ada diskonnya.

Untuk mencari minyak goreng diskonan, Kasrun kerap mencari toko yang lokasinya jauh dari tempat dia berjualan.

Terkadang, dia juga harus membawa istrinya saat toko tertentu membatasi jumlah minyak goreng yang dijual untuk satu pembeli.

"Saya kadang-kadang ke Robinson. Ada diskon, lari ke robinson. Di Robinson cuma dapet tiga kemasan, yang dua kilo, buat satu orang. Enggak boleh banyak-banyak," urainya.

"Berburu promo," lanjut Kasrun.

Baca juga: Ada Diskon Minyak Goreng, Simak Promo Hypermart Pekan Ini

Dia kembali bercerita, akibat naiknya harga minyak goreng itu, ada lebih dari 10 pedagang gorengan yang dia kenal telah merugi.

Kasrun sendiri memiliki tiga gerobak lain yang kini menganggur.

Sebelumnya, tiga gerobak itu dia sewakan.

"(Tiga gerobak kini menganggur) biasanya buat keliling. Ya, rugi melulu sih, 'udah lah jangan jualan'. Ya sedih banget sih," tutur pria yang tinggal di kawasan Pasar Anyar, Kota Tangerang, itu.

Dia hanya bisa berharap bahwa pemerintah setempat mampu mengendalikan harga minyak goreng.

"Ya harapannya pemerintah bisa ngurangin harga minyak. Saya mau pulang kampung, ke Cirebon, mau ketemu cucu," kata Kasrun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com