Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Rob di Muara Gembong, Warga: Ya Allah, dari Kamis Ora Surut, Tolongin, Bupati Ora Ada

Kompas.com - 07/12/2021, 16:59 WIB
Nursita Sari

Editor

Sumber Warta Kota

BEKASI, KOMPAS.com - Permukiman warga di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, kembali diterjang banjir rob untuk kesekian kalinya sejak Kamis (2/12/2021).

Banjir rob masuk hingga ke dalam rumah warga. Akibatnya, aktivitas warga terganggu.

Dalih (37), warga Kampung Muarajaya, Desa Pantai Mekar, mengatakan, hingga kini banjir belum juga surut sehingga warga kesulitan tidur karena khawatir banjir makin tinggi.

"Ya Allah, bang, banjir dari Kamis ora surut, entar surut, entar tinggi. Kemarin tinggi banget pas hari Sabtu sampe sepaha, bang. Untung barang-barang udah saya naikin. Ini mau tidur ge susah banget. Mana anak rewel. Tolongin apa bang biar dibenerin, bupati kita ora ada pisan ini (bupati enggak ada sama sekali)," ujar Dalih dikutip Warta Kota, Selasa (7/12/2021).

Baca juga: Banjir Rob Kembali Meluap, Warga Kampung Kerapu Ancol: Kulkas Rusak, Tembok Rumah Hancur...

Bersama suami dan anak-anaknya, Dalih hanya bisa bertahan di rumahnya yang terendam banjir rob. Anak-anaknya yang masih balita kerap menangis karena tidak nyaman dengan kondisi tersebut.

Sementara itu, suami Dalih tidak bisa bekerja karena akses jalan terputus. Suami Dalih memilih tetap di rumah karena khawatir air makin tinggi.

"Kalau air tinggi gimana? Kalau mau ngungsi juga ngungsi ke mana, orang semua banjir. Belum lagi kalau rumah ditinggalin kagak aman, suka ada aja yang hilang pas lagi banjir gini. Serba salah," ucap Dalih.

Baca juga: Potret Banjir Rob Jakarta, Inikah Awal Mula Tenggelamnya Ibu Kota?

Warga lainnya bernama Rahim (47) mengatakan, banjir rob terjadi sejak Kamis pekan lalu.

Ketika itu angin bertiup lebih kencang dari biasanya hingga membuat air laut meluap dan menggenangi rumah warga.

Sejak merendam permukiman warga pekan lalu, banjir rob tidak pernah benar-benar surut.

Permukaan air biasanya naik pada pagi hari, kemudian makin tinggi menjelang siang. Setelah itu, air surut tapi kemudian naik kembali.

"Jadi banjir tahunan, apalagi sekarang lagi angin barat, air naiknya pagi. Kalau angin timur ini robnya bisa malam. Begini aja terus, kagak ada surutnya," kata Rahim.

Baca juga: Lurah Sebut 11 RT di RW 008 Ancol Terendam Banjir Rob, Ketinggian Air hingga 1 Meter

Sejak banjir menerjang, Rahim yang merupakan nelayan tidak bisa melaut. Ia pun kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Adapun Kampung Muarajaya menjadi salah satu wilayah yang kerap dilanda banjir rob paling parah.

Hal itu disebabkan kampung tersebut merupakan daratan paling utara di antara batas pantai lainnya. Lokasinya pun paling dekat dengan Jakarta Utara.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul "Banjir Rob Kembali Merendam Rumah Warga Muaragembong Bekasi". (Warta Kota/Rangga Baskoro)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Warta Kota
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Polisi Periksa 'Food Vlogger' Codeblu Berkait Laporan Dugaan Pencemaran Nama Baik oleh Farida Nurhan

Polisi Periksa "Food Vlogger" Codeblu Berkait Laporan Dugaan Pencemaran Nama Baik oleh Farida Nurhan

Megapolitan
Selidiki Kematian Bocah yang Alat Kelaminnya Diremas Lansia di Depok, RS Polri: Perlu Toksikologi

Selidiki Kematian Bocah yang Alat Kelaminnya Diremas Lansia di Depok, RS Polri: Perlu Toksikologi

Megapolitan
Heru Budi Bentuk Tim Penyusun Usulan RUU Daerah Khusus Jakarta

Heru Budi Bentuk Tim Penyusun Usulan RUU Daerah Khusus Jakarta

Megapolitan
Fakta Lansia Remas Alat Kelamin Bocah di Depok: Ada Luka di Kemaluan Korban, Pelaku Mengaku Bercanda

Fakta Lansia Remas Alat Kelamin Bocah di Depok: Ada Luka di Kemaluan Korban, Pelaku Mengaku Bercanda

Megapolitan
Perampokan Alfamart Bekasi, Pelaku Rampas Uang Ratusan Juta dari Brankas

Perampokan Alfamart Bekasi, Pelaku Rampas Uang Ratusan Juta dari Brankas

Megapolitan
Lansia yang Remas Alat Kelamin Bocah di Depok Bakal Jalani Tes Kejiwaan

Lansia yang Remas Alat Kelamin Bocah di Depok Bakal Jalani Tes Kejiwaan

Megapolitan
Perampokan Minimarket di Bekasi, Pelaku Bersenjatakan Celurit dan Pistol

Perampokan Minimarket di Bekasi, Pelaku Bersenjatakan Celurit dan Pistol

Megapolitan
12 Senpi di Rumah Dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo, Jenis S&W hingga Tanfoglio

12 Senpi di Rumah Dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo, Jenis S&W hingga Tanfoglio

Megapolitan
Heru Budi Ubah Nomenklatur Puskesmas Kelurahan Jadi 'Puskesmas Pembantu'

Heru Budi Ubah Nomenklatur Puskesmas Kelurahan Jadi "Puskesmas Pembantu"

Megapolitan
Remas Alat Kelamin Bocah di Depok, Lansia Ini Mengaku Cuma Bercanda...

Remas Alat Kelamin Bocah di Depok, Lansia Ini Mengaku Cuma Bercanda...

Megapolitan
Korban Pelecehan Lansia di Depok Bertambah, Kini Ada 15 Bocah

Korban Pelecehan Lansia di Depok Bertambah, Kini Ada 15 Bocah

Megapolitan
Seorang Wanita di Cikarang Diduga Tewas Dibunuh, Bibir Bawah Terluka

Seorang Wanita di Cikarang Diduga Tewas Dibunuh, Bibir Bawah Terluka

Megapolitan
Daftar 24 Tempat Parkir Bertarif Disinsentif Mulai 1 Oktober 2023 di Jakarta

Daftar 24 Tempat Parkir Bertarif Disinsentif Mulai 1 Oktober 2023 di Jakarta

Megapolitan
Fakta Bocah Didiagnosis Mati Batang Otak Usai Operasi Amandel: Alami Henti Napas dan Jantung, Berujung Tak Sadarkan Diri

Fakta Bocah Didiagnosis Mati Batang Otak Usai Operasi Amandel: Alami Henti Napas dan Jantung, Berujung Tak Sadarkan Diri

Megapolitan
Kasus Lansia Remas Kelamin Bocah di Depok, Polisi Belum Pastikan Penyebab Kematian Korban

Kasus Lansia Remas Kelamin Bocah di Depok, Polisi Belum Pastikan Penyebab Kematian Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com