Pakar kelautan ITB, Muslim Muin, mengatakan bahwa reklamasi di pesisir Jakarta akan menghalangi aliran sungai sehingga memperparah sedimentasi (pengendapan material yang terbawa air).
Imbasnya, endapan akibat sedimentasi akan menutup aliran sungai dan memperburuk banjir di Jakarta.
“Dengan reklamasi, laju air yang berasal dari darat akan tertahan. Ada pukau reklamasi yang menghalangi aliran sungai,” tegas Muslim dalam sebuah diskusi tahun 2017 lalu.
Sebuah masjid yang dulu berdiri kokoh di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara menjadi saksi bisu bagaimana wilayah Ibu Kota perlahan tenggelam akibat naiknya level air laut dan turunnya permukaan tanah.
Ialah Masjid Wal Adhuna yang selama 12 tahun belakangan ini secara perlahan tenggelam dan kemudian menjadi bagian abadi dari laut utara Jakarta.
Masjid ini berlokasi tepat di balik tanggul besar penahan air laut di Pelabuhan Sunda Kelapa.
Air sudah menggenangi separuh dari bangunan masjid. Cat putih pada dinding sudah mengelupas digantikan lumut-lumut yang tumbuh subur.
Seng pada atap masjid juga sudah hancur. Berbagai jenis sampah yang terbawa arus tersangkut di sisi-sisi masjid.
Melihat kondisi demikian, siapa sangka bahwa dahulunya Masjid Wal Adhuna merupakan salah satu pusat ibadah di kawasan Sunda Kelapa.
Dahulu, ratusan jamaah rutin menunaikan ibadah shalat lima waktu di sana. Terlebih di momen shalat Jumat dan Hari Raya.
Baca juga: Pemprov DKI Upayakan Proyek Tanggul NCICD Berlanjut demi Cegah Banjir Rob
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.