Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penyintas Bom Kampung Melayu, Butuh 3 Tahun untuk Maafkan Eks Teroris

Kompas.com - 10/12/2021, 14:47 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tragedi ledakan bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada 24 Mei 2017 lekat di benak para korban. Salah satunya Nugroho Agung Laksono (22).

Baru pada awal tahun lalu, Agung bisa lepas dari trauma dan memaafkan ulah eks teroris.

Agung hanya ingat pada awal 2020 ia bertemu dengan eks teroris. Saat itu, Agung bersama para korban aksi terorisme bertemu dengan eks teroris di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Saat itu, Agung dipertemukan dengan eks teroris bom Bali dan Papua. Pertemuan itu difasilitasi oleh Aliansi Damai Indonesia (AIDA).

Perlu keteguhan hati dan keikhlasan untuk bisa memaafkan tindakan terorisme. Keteguhan hati Agung tak lepas dari peran ibunya. Ia selalu patuh terhadap petuah yang diberikan ibunya.

"Cukup lama juga ya (buat bisa memaafkan). Sebenarnya sulit buat bilang maafkan tapi ya mau gimana lagi. Selama tiga tahun baru bisa maafin, benar-benar maafin," kata Agung saat ditemui seusai acara diskusi yang diselenggarakan AIDA di Jakarta, Kamis (10/12/2021).

Baca juga: Cerita Penyintas Ledakan Bom Kampung Melayu, Ikut Jadi Korban Saat Tolong Polisi

Tiba di Tasikmalaya saat itu, Agung masih diselimuti trauma. Ulah keji teroris di Terminal Kampung Melayu masih terpatri di benak Agung.

Saat melihat eks teroris secara langsung, Agung hanya bisa menundukkan kepala. Ia malas melihat wajah eks teroris.

Agung pun memilih mengambil jarak dari eks teroris saat pertemuan itu berlangsung. Agung takut dibohongi. Dalam pertemuan itu, Agung berusaha agar tak kesal.

"Pas ketemu, saya jujur aja, saya enggak lihat mukanya. Saya dengerin aja dulu dia ngomong. Yang penting saya enggak mau lihat mukanya. Daripada saya timbul kesal lagi kan enggak selesai. Saya dengerin dia mau tobat, yaudah (memaafkan)," ujar Agung.

Baca juga: Anak Buah Anies Sebut Sumur Resapan Warisan Jokowi, Dulu Tak Masalah, Kenapa Kini Jadi Soal?

Ia belum mengobrol lebih lanjut dengan para eks teroris dalam pertemuan itu. Agung tak menampik masih memiliki prasangka buruk terhadap eks teroris saat itu.

"Saya ngerinya minta maafnya bohong. Kita punya buruk sangka. Sehari dua tiga hari, dia minta maaf. Dia benar-benar minta maaf sampe nangis. Mau gimana lagi. Sekarang enggak tahunya akrab (dengan eks teroris)," lanjut Agung.

Permintaan maaf eks teroris benar-benar Agung terima setelah ia mendapatkan bukti konkret.

Kala itu, Agung melihat eks teroris datang ke lembaga pemasyarakatan untuk bertemu terpidana atas kasus terorisme lainnya. Mereka datang untuk membujuk terpidana teroris agar tak berbuat aksi terorisme.

"Makanya saya maafin, dia sudah punya bukti," tambah Agung.

Baca juga: Kala Sindiran Jokowi Bikin Polisi Langsung Bongkar Atribut hingga Gardu Ormas...

Kini, Agung sudah kembali menjalani hari-harinya. Agung yang dahulu sopir bus Kopaja rute Ragunan-Kampung Melayu, kini menjadi sopir angkot rute Cibinong-Pasar Rebo. Ia berharap aksi terorisme tak lagi terjadi.

"Saya cuma mau bilang para teroris yang lain, yang masih berpikir ekstrem, tolong sudahlah, jangan dilakuin lagi. percuma dilakuin lagi, enggak akan ada habisnya. Sudahlah kita bersaudara. Cukup korban yang dulu, yang sekarang. Jangan sampai ada korban ke depannya," kata Agung.

Terkena ledakan saat mau tolong polisi

Saat tragedi ledakan bom di Terminal Kampung Melayu, Agung baru saja selesai bekerja sebagai sopir bus. Agung sedang nongkrong bersama rekan-rekan sejawatnya, sopir dan kenek.

Agung tiba-tiba mendengar suara ledakan. Ia pun penasaran. Agung kemudian mendekat ke arah lokasi ledakan.

Asap mengepul dari dekat halte bus transjakarta. Agung melihat ada polisi yang sedang menggotong seorang perempuan. Polisi itu meminta Agung untuk mencarikan angkot untuk membawa perempuan itu ke rumah sakit.

Baca juga: Misteri Sebab Sumur Resapan di Lebak Bulus Banyak yang Ambles

Ia pun menyetop angkot, kemudian korban dibawa ke rumah sakit. Agung semakin mendekat.

"Saya tetap penasaran itu ledakan apaan. Saya dekati, enggak tahunya ternyata banyak polisi yang sudah terkapar semua," ujar Agung.

Akibat ledakan itu polisi turut menjadi korban. Ada lima polisi yang terdampak ledakan bom bunuh diri tersebut.

Agung berinisiatif untuk menolong polisi-polisi yang terkapar. Namun, nasib berkata lain. Agung turut menjadi korban.

"Saya niatnya mau nolong lagi, waktu saya angkat kaki sebelah kanan (polisi), saya enggak kuat. Saya mau minta tolong buat gotong. Baru mau minta tolong, ada ledakan yang kedua," ujar Agung.

Baca juga: Jalani Sidang di PN Tangerang, Rachel Vennya Tak Didampingi Penasihat Hukum

Agung hanya bisa berlari menjauh dari lokasi ledakan bom susulan. Ledakan kedua lebih besar daripada yang pertama. Agung pun terluka.

"Pikiran saya cuma satu. Lari. Saya lari, selang berapa meter tiba-tiba kok kaki saya enggak kuat. Saya seret, saya seret terus kok gak kuat. Pas saya lihat, ternyata kaki saya robek sebelah kanan," kata Agung.

Agung pun mencari bantuan di sekitar Terminal Kampung Melayu. Ia menyetop angkot yang melintas. Darah dari kaki Agung mengalir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com