JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin memastikan setiap studio di dalam bioskop minim penyebaran Covid-19.
Minimnya penyebaran Covid-19 di bioskop tersebut didukung tingkat kepatuhan pada penerapan protokol kesehatan yang diberlakukan oleh pemerintah.
"Sebelumnya Oktober-Juni (mulai dibuka) aman kita (tidak ada penularan Covid-19 di bioskop), kita ikuti prokesnya, menggunakan aplikasi PeduliLindungi," ujar Djonny saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (12/12/2021).
Baca juga: PPKM Level 3 Saat Nataru Dibatalkan, Pengusaha Bioskop Siapkan Film Box Office
Menurut Djonny mengatakan, penyebaran Covid-19 justru lebih riskan terjadi di dalam kabin pesawat terbang dibandingkan di dalam studio bioskop.
Pasalnya, tingkat sirkulasi udara yang ada di gedung bioskop lebih baik dibandingkan dengan kabin pesawat yang notabene kedap udara. Begitu pula dengan perbandingan luas ruangan yang cukup jauh.
"Sistem sirkulasinya kan lebih aman bioskop. Bioskop kan gede, kalau pesawat kan cuma 2,5 meter lebar 5,6 meter. Kami (bioskop) panjang 20 meter tinggi, panjang 80 meter," ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh lembaga konsorsium yang dipimpin oleh Fraunhofer Institute for Building Physics (Fraunhofer IBP) di Jerman telah menemukan bahwa ventilasi bioskop dipastikan telah cukup untuk meminimalisasi risiko infeksi Covid-19 di dalam lingkungan studio.
Baca juga: PPKM Luar Jawa-Bali 7-23 Desember, Ini Aturan Masuk Bioskop
Proyek CineCov dilakukan untuk menguji dispersi partikel aerosol di auditorium bioskop yang sebenarnya melalui pengukuran dan pengujian yang ketat dan komprehensif.
Temuan ini menambah kepercayaan ilmiah untuk pertanyaan yang diajukan mengapa bioskop di Bavaria dan di tempat lain dipilih untuk pembatasan Covid-19 yang lebih ketat dibandingkan dengan restoran dan tempat perhotelan lainnya.
Menurut temuan tersebut, tidak ada penyebaran Covid-19 hingga saat ini setelah dilacak ke bioskop di mana pun di dunia dan ventilasi yang baik adalah salah satu dari banyak alasan untuk ini.
“Udara panas yang dihembuskan oleh penonton naik ke atas. Terutama yang disebut ventilasi perpindahan khas untuk bioskop memanfaatkan efek ini. Ini memiliki keuntungan yang menentukan bahwa aerosol dan virus yang dikandungnya dapat dihilangkan secara efektif,” kata Profesor Dr Gunnar Grun, manajer proyek CineCov, dalam ringkasan temuan awal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.