Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amnesty Sebut Pembela HAM dalam Bahaya, Ledakan di Rumah Orangtua Veronica Koman Jadi Sorotan

Kompas.com - 13/12/2021, 14:44 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Amnesty International Indonesia melalui Catatan Akhir Tahun 2021 mengungkapkan bahwa para pembela hak asasi manusia (HAM) merupakan kelompok yang "paling dalam bahaya".

Penyerangan terhadap orangtua dan keluarga aktivis HAM Papua Veronica Koman menjadi salah satu kasus yang disorot. 

"Kasus yang sangat memprihatinkan adalah serangan terhadap orangtua pengacara HAM Veronica Koman yang terjadi November," ujar Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid, dikutip dari siaran pers, Senin (13/11/2021).

Serangan pertama terjadi di rumah orangtua Veronica pada 7 November 2021 lalu.

Pelaku merupakan dua orang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor dan melemparkan bahan berisi bahan peledak ke garasi rumah orangtua Veronica Koman di Jakarta Barat.

Baca juga: Anggota Polsek Marahi Korban Pencurian di Rawamangun, Polres Jaktim dan Polda Metro Minta Maaf

Sebelumnya, pada 24 Oktober 2021 juga muncul dua pengendara motor yang menggantungkan sebuah bungkusan di pagar rumah orangtua Veronica. Bungkusan tersebut dilaporkan terbakar setelah digantung.

Adapun Veronica Koman merupakan salah satu aktivis pembela HAM yang lebih banyak menyuarakan dan membela kasus-kasus diskriminasi dan intimidasi terhadap masyarakat Papua.

Maraknya serangan terhadap pembela HAM

Menurut Usman, kasus penyerangan rumah orangtua Veronica Koman merupakan salah satu dari 95 kasus serangan terhadap pembela HAM di Indonesia yang dicatat oleh Amnesty International Indonesia, dengan total korban 297 orang.

Bahkan, kata dia, sebanyak 55 kasus di antaranya diduga melibatkan aktor negara, seperti aparat kepolisian, TNI, serta pejabat pemerintah pusat dan daerah.

"Serangan-serangan ini datang dalam berbagai bentuk, mulai dari pelaporan ke polisi, ancaman dan intimidasi, kekerasan fisik, hingga pembunuhan," kata dia.

Baca juga: Awalnya Meremehkan, Polisi Baru Tangani Serius Pencurian di Jaktim Setelah Unggahan Viral

Oleh karena itu, Usman mendorong agar pemerintah memperbaiki komitmennya terhadap penegakan HAM.

Sebab, pembela HAM menjadi salah satu kelompok yang paling berada di dalam bahaya.

Serangan kepada mereka pun, kata dia, terus berlanjut baik secara luring maupun daring.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com