JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala ICCU Rumah Sakit (RS) Harapan Kita Dafsah A Juzar mengatakan, politikus senior Abraham Lunggana (Haji Lulung) mengalami badai irama jantung sebelum meninggal dunia.
Dafsah menjelaskan, badai irama jantung yang dialami Haji Lulung terjadi setelah empat hari Lulung dirawat di RS Harapan Kita akibat penyakit jantung.
"Setelah empat hari perawatan timbul gangguan irama, badai irama yang awalnya bisa ditangani dengan obat anti irama," ujar Dafsah di Rumah Sakit Harapan Kita, Selasa (14/12/2021).
Setelah diberikan obat-obatan anti badai irama, kondisi Haji Lulung mulai membaik dan pemberian obat dihentikan sementara.
Baca juga: Haji Lulung Meninggal Dunia Setelah Dirawat Berhari-hari karena Penyakit Jantung
Penghentian pemberian obat, kata Dafsah, dilakukan untuk mengurangi beban kerja jantung dan membantu kerja jantung dengan alat.
"Sempat perbaikan empat hari, tapi kemudian badai irama timbul kembali," tutur Dafsah.
Badai irama jantung kedua ini disebut tidak bisa lagi ditangani dengan obat-obatan, sehingga dokter mengambil tindakan dengan risiko tinggi yaitu proses ablasi.
Proses ablasi dilakukan selama tujuh jam. Namun, tidak ada kemajuan dalam kesehatan Haji Lulung.
"Keadaan fisiologisnya tidak kembali sejak penindakan (ablasi)," tutur dia.
Baca juga: Jenazah Haji Lulung Tiba di Rumah Duka yang Dipadati Ratusan Pelayat
Pada akhirnya, jantung Haji Lulung yang mengalami badai irama berhenti berfungsi.
Haji Lulung dinyatakan meninggal dunia pada Selasa (14/12/2021) pukul 10.50 WIB, setelah mendapat perawatan kurang lebih 20 hari di Rumah Sakit Harapan Kita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.