JAKARTA, KOMPAS.com - Terdakwa kasus terorisme, Munarman, kini tengah disibukkan dengan agenda persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur, DKI Jakarta.
Munarman, pada Rabu (15/12/2021), tengah mengikuti sidang yang beragendakan pembacaan eksepsi di PN Jakarta Timur.
Pria yang lahir di Palembang pada 16 September 1968 ini memulai kariernya dengan menjadi seorang relawan di sebuah lembaga bantuan hukum (LBH) di kota kelahirannya pada tahun 1995.
Sekitar tahun 1997, Munarman kemudian menjadi Kepala Operasional LBH Palembang.
Tak berhenti di situ, Munarman sempat menjadi Koordinator Kontras Aceh pada medio 1999-2000.
Di instansi yang sama, dia juga sempat menjabat sebagai Koordinator Badan Pekerja Kontras dan pindah ke Jakarta.
Baca juga: Munarman: Jika Saya Benar Persiapkan Terorisme, Presiden hingga Panglima TNI Sudah ke Alam Lain
Di tahun 2002, Munarman mulai menjabat Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBH) sampai tahun 2007
Dua bulan menjabat, Munarman mengungkapkan bahwa YLBHI tengah mengalami krisis keungan dan terancaman kolaps jika tidak ada suntikan dana segar.
Dewan Pengurus YLBHI terpaksa mengambil keputusan kurang populer, yakni memotong gaji para staf 50 persen dan tidak pula membayarkan tunjangan hari raya (THR).
Langkah tersebut guna menutup makin menipisnya uang kas YLBHI. Padahal, setiap bulan YLBHI butuh dana operasional Rp 1,5 miliar.
Baca juga: Tuding Kasusnya untuk Tutupi Unlawful Killing, Munarman: Wahai Pembunuh, Fitnahmu Masih Kurang
Berdasarkan keterangan rekan-rekannya, minat Munarman terhadap gerakan Islam timbul saat dia menjadi anggota Tim Pengacara Abu Bakar Ba'asyir tahun 2002.
Saat itu, Abu Bakar Ba'asyir terjerat kasus Bom Bali dan divonis 2,5 tahun penjara.
Selepas dari keanggotan tim tersebut, Munarman mulai mengikuti kegiatan organisasi politik pan-Islamis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). HTI saat ini sudah dilarang keberadaannya di Indonesia.
Dari kedekatannnya dengan HTI, Munarman mulai mengenal sejumlah tokoh Islam garis keras.
Salah satunya adalah eks Ketua Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
Baca juga: Munarman Sebut Dirinya Jadi Target Kepolisian Usai Bela Kematian 6 Laskar FPI di KM 50