JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan juru parkir (jukir) liar yang meresahkan masyarakat menjadi sorotan belakangan ini.
Hal ini terjadi usai seorang pelanggan minimarket di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, mengalami kejadian tidak mengenakkan dari seorang juru parkir liar yang menguasai lahan parkir di sana. Belakangan, diketahui jukir itu berinisial HS (66).
Konflik bermula ketika pelanggan minimarket Alfamidi Serdang, Mentari Dwi, keluar dari gerai tersebut dan mengambil motornya. Mentari memberikan uang parkir sebesar Rp 2.000 dalam pecahan koin Rp 200.
HS disebut tidak terima dengan pemberian koin tersebut. Pertikaian pun tak dapat dihindari.
Mentari kemudian meminta petugas Alfamidi untuk menengahi pertikaian antara dirinya dan HS. Pihak Alfamidi berusaha meyakinkan HS agar menerima uang parkir tersebut.
Baca juga: Saat Parkir Liar Dikuasai Ormas, Minimarket Kesulitan Bebaskan Biaya Parkir untuk Pelanggan
Namun, sang juru parkir masih ngotot meminta bayaran dalam bentuk uang kertas. Akhirnya, mereka mengalah dan uang koin yang sebelumnya diberikan Mentari diganti dengan uang kertas.
Meski kehendaknya telah dituriti, sang juru parkir masih menyimpan amarah terhadap Mentari. Perempuan tersebut mengaku HS mencaci maki dirinya ketika hendak keluar dari lokasi parkir Alfamidi.
“Saya dicaci maki dengan kata-kata kasar dengan menyebut alat kelamin pria. Terus dia nyaris mau pukul dan narik motor saya,” kata Mentari, Kamis (16/12/2021) kemarin. Kejadian berlangsung sehari sebelumnya, yakni pada hari Rabu.
Mentari melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kemayoran. Petugas kepolisian langsung mendatangi lokasi dan mengamankan HS.
Tindak tanduk juru parkir yang meresahkan dan berlagak seperti preman ini tidak sekali dua kali terjadi.
Baca juga: Bisnis Parkir yang Menggiurkan di Jakarta, Potensi Capai Hampir Rp 2 Triliun
Pembaca Kompas.com Cily Sri turut membagikan pengalaman buruk yang ia alami ketika hendak keluar dari lokasi parkir Indomaret.
Menurut Cily, tujuannya ke Indomaret adalah untuk bertransaksi di mesin ATM. Cily mengaku tidak memiliki uang receh untuk diberikan kepada tukang parkir.
Ia pun meminta maaf kepada juru parkir liar di depan Indomaret itu karena belum bisa memberikannya sejumlah uang.
“(Juru parkir itu) tidak menjawab, tapi waktu saya jalan, saya diteriakin ‘kalau ga punya duit ga usah ke Indomaret. Bawa belanjaan kagak. Dikira ini lahan parkirannya punya nenek moyang lu’”.
Pembaca lain Teguh Tw membenarkan bahwa banyak lahan parkir yang dikuasai “preman” maupun organisasi masyarakat (ormas).