TANGERANG, KOMPAS.com - Beredar sebuah video yang menunjukkan para penumpang internasional di Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, sedang menunggu untuk mengikuti karantina kesehatan.
Video itu beredar di aplikasi pengirim pesan WhatsApp.
Belakangan diketahui bahwa kejadian dalam video itu terjadi pada Sabtu (18/12/2021).
Perekam video yang berjenis kelamin perempuan menyatakan bahwa terdapat banyak calo di Bandara Soekarno-Hatta yang menawarkan untuk karantina kesehatan di hotel.
Tak tanggung-tanggung, dia mengeklaim bahwa harga yang ditawarkan oleh calo untuk satu orang penumpang pesawat mencapai Rp 19 juta.
Harga belasan rupiah itu diiyakan oleh seorang penumpang lain yang berada di sebelah perekam video.
"Banyak calo-calo tadi membujuk-bujuk kita supaya di hotel, ya Bu," katanya kepada seorang perempuan lain, dikutip Senin (20/12/2021).
"Betul," jawab perempuan lain tersebut.
"Itu hotel Rp 19 juta (untuk) satu orang, gila. Bener-bener nih mafianya luar biasa. Tolong diviralkan ya abang-abang, mpok-mpok, kakak-kakak, adik-adik, biar pemerintah melek deh," urai perekam video.
Baca juga: Viral, Video PMI Telantar Berjam-jam untuk Karantina di Wisma Atlet
Sementara itu, Komandan Satgas Udara Covid-19 Bandara Soekarno-Hatta Letkol Agus Listiono mengatakan bahwa harga Rp 19 juta itu memang adalah paket karantina kesehatan di hotel.
Harga paket itu tergolong mahal, kata dia, karena terdapat sejumlah fasilitas lain yang digunakan oleh para penumpang dari luar negeri yang menjalani karantina.
Adapun perempuan itu sebenarnya tak berhak menggunakan fasilitas karantina di Wisma Atlet. Pasalnya, pihak yang diizinkan menggunakan Wisma Atlet adalah PMI, pelajar dari luar negeri, dan aparatur sipil negara.
"Hotel tuh mahal Rp 19 juta. Nyatanya sekarang ada hotel bintang dua, itu pun tidak per hari. Itu pun sepuluh hari, paket. Itu di situ tidak sama dengan (pengunjung hotel) reguler yang masuk hotel terus check out gitu, bukan," urai Agus pada awak media, Senin.
"Itu ada nakesnya, ada PCR-nya ditanggung hotel. Terus di hotel, PCR kedua ditanggung oleh hotel. Armada pengangkutnya dari Bandara yang bawa dari hotel. Keamanannya juga hotel," sambung dia.
Diberitakan sebelumnya, perempuan dalam video turut mengeluh soal lamanya proses saat menunggu untuk dikarantina kesehatan.
Dia mengaku sudah menunggu untuk dikarantina sejak sekitar pukul 18.00 WIB pada hari sebelumnya.
Perempuan tersebut menyatakan bahwa proses menunggu karantina kesehatan yang butuh waktu lama itu merupakan cara pemerintah menyiksa masyarakatnya.
"Masyaallah udah dari habis magrib sampai subuh belum juga selesai. Masih ngantre panjang. Tuh guys, ini bener-bener pemerintah penyiksaan nih terhadap rakyat," urai perempuan itu.
Baca juga: Ketua Apindo: Anies Langgar Aturan Saat Naikkan UMP, Jadi Catatan kalau Mau Nyapres!
Dalam video itu, dia mengaku sebagai seorang turis. Sedangkan, kebanyakan penumpang pesawat yang sedang menunggu karantina adalah pekerja migran Indonesia (PMI).
"Ini TKI (tenaga kerja Indonesia/PMI) sebagian ya. Yang turis kayak kita-kita sebagian kecil," ujarnya.
Menanggapi hal itu, Agus mengaku bahwa mengakui bahwa ada penumpukan penumpang pesawat dari luar negeri.
Menurut dia, penumpukan itu terjadi pada Sabtu pekan lalu.
"Ya itu video itu ada pada hari Sabtu memang terjadi penumpukan karena ada ketersendatan yang ada di wisma (atlet)," ucapnya.
Kata Agus, Wisma Atlet tersendat karena lokasi itu ditutup usai teridentifikasi satu stafnya terpapar Corona varian Omicron.
Sehingga, Satgas Udara Covid-19 Bandara Soekarno-Hatta harus mengirim para penumpang ke lokasi lain.
Kemudian, pada Sabtu pekan lalu sekitar pukul 13.00 WIB, pihaknya mulai mengirimkan para penumpang ke lokasi karantina kesehatan di Nagrak, Jakarta Utara.
"Jam 13.00 WIB itu kami kirim semuanya, bisa terurai sedikit demi sedikit sampai pada hari Minggu itu udah clear. Sekarang enggak ada penumpukan," urai Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.