Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyerangan Ruko di Duren Sawit, 5 Karyawan Anteraja Jadi Korban Pemukulan

Kompas.com - 24/12/2021, 10:48 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengeroyokan terjadi ruko jasa ekspedisi di Jalan Pondok Kelapa Raya, Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (21/12/2021) lalu.

Dalam video yang beredar di media sosial, sejumlah orang mendatangi ruko dan menyerang para karyawan di ruko tersebut.

Mereka memukul dan menginjak korban. Aksi pengeroyokan terekam kamera closed-circuit television (CCTV).

Baca juga: Sejumlah Orang Serang Ruko Jasa Ekspedisi di Duren Sawit, Karyawan Dipukul dan Diinjak

Pihak Anteraja menyatakan bahwa penyerangan itu terjadi di kantor operasional (staging store) mereka.

Lima karyawan jadi korban

Vice President Operations Anteraja Jimmi Krismiardhi mengatakan, lima karyawan mereka menjadi korban penyerangan dan pemukulan.

"Terdapat lima karyawan Anteraja (Satria) menjadi korban atas tindakan kekerasan tersebut," kata Jimmi dalam keterangan yang diterima, Kamis (23/12/2021).

Jumlah itu sama seperti yang diungkapkan polisi.

Baca juga: Penyerangan Ruko di Duren Sawit, Anteraja: 5 Karyawan Kami Jadi Korban Pemukulan

Kepala Sub Bagian Humas Polres Jakarta Timur Komisaris Susida juga mengatakan, lima korban pemukulan itu merupakan karyawan Anteraja.

Namun, Susida memastikan tidak ada luka akibat senjata tajam dalam insiden itu.

"Lebih kurang delapan sampai sembilan orang yang menyerang. Tidak ada luka sajam," ujar Susida, Selasa (21/12/2021).

Penyebab masih simpang siur

Penyebab pengeroyokan itu masih didalami. Sebelumnya, polisi mengungkapkan dugaan awalnya.

Susida mengatakan, mulanya salah satu pegawai Anteraja merasa ditipu oleh perusahaan penyedia jasa outsourcing, PT X.

Adapun lokasi ruko Anteraja dan PT X hanya berjarak beberapa bangunan atau masih dalam satu kompleks.

Baca juga: Sejumlah Orang Serang Ruko Jasa Ekspedisi di Duren Sawit, Bermula Pegawai Merasa Ditipu

Pegawai Anteraja itu kemudian mendatangi PT X. Ia menagih uangnya untuk dikembalikan oleh PT X karena merasa ditipu.

"Kemudian PT X tidak terima ditegur oleh (pegawai Anteraja), kemudian cekcok mulut dan terjadi keributan," kata Susida, Selasa (21/12/2021).

Dalam percekcokan itu, salah satu pegawai PT X kena pukul.

Beberapa menit kemudian, delapan hingga sembilan orang mendatangi ruko Anteraja dan memukuli karyawan Anteraja. Setelah memukul, para pelaku melarikan diri.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Timur AKBP Ahsanul Muqqafi mengatakan, pengeroyokan itu sebenarnya aksi balas dendam karena karyawan PT X terkena pukulan.

Baca juga: Empat Pelaku Penyerangan di Ruko Jasa Ekspedisi Duren Sawit Ditangkap

"Sebenanya yang dipukul itu dari pihak tenaga kerja (PT X), dua satpam. Jadi imbas dari pemukulan itu, akhirnya pihak dari tenaga kerja itu melakukan pemukulan ke pihak Anteraja," kata Muqqafi, Rabu (22/12/2021).

Namun, Muqaffi mengatakan, jajarannya masih menghimpun keterangan lagi guna meluruskan informasi soal penyebab pengeroyokan yang masih simpang siur.

"Simpang siur. Ada yang bilang sebenarnya masalah komunikasi saja, jadi banyak pelamar tenaga kerja parkir di tempatnya Anteraja," ujar Muqaffi.

"Nah terus ada juga yang bilang 'ada penipu-penipu'. Nah dipikirnya itu dari Anteraja, padahal dari satu pelamar. Sebenarnya ya itu, kembali ke masalah komunikasi itu," kata Muqaffi.

Tiga tersangka

Polisi menetapkan tiga tersangka terkait penyerangan ruko Anteraja.

Muqqafi mengatakan, tiga tersangka itu masing-masing berinisial SAP, S, dan P.

"Tiga (tersangka) untuk sementara," kata Muqqafi, Rabu (22/12/2021).

Baca juga: Polisi Tetapkan 3 Tersangka Terkait Penyerangan di Ruko Jasa Ekspedisi di Duren Sawit

Tiga tersangka itu masing-masing kepala cabang, koordinator, dan petugas satpam perusahaan penyedia jasa outsourcing, PT X.

"Itu kalau yang kami jadikan tersangka, mereka mukul pakai tangan dan kaki. Ada yang dua kali, ada yang satu kali," ujar Muqqafi.

Di sisi lain, pihak Anteraja menyatakan akan bertanggung jawab jika karyawannya terbukti bersalah.

"Kami akan bertanggungjawab apabila terdapat atau terbukti telah terjadi pelanggaran yang dilakukan Anteraja atas insiden tersebut," kata Jimmi.

Pihak Anteraja telah menyerahkan kasus itu ke Polres Jakarta Timur.

"Kami menyerahkan segala proses hukum kepada Polres Jakarta Timur dan akan menghormati dan mendukung seluruh proses hukum yang berjalan," tutur Jimmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com