JAKARTA, KOMPAS.com - Grab Indonesia melakukan tindak lanjut terhadap laporan dugaan pelecehan dan kekerasan yang dilakukan oleh mitra pengemudinya kepada penumpang.
Director of Bussines Jabodetabek Grab Indonesia Iki Sari Dewi mengatakan, mitra pengemudi yang diduga melakukan kekerasan tersebut telah dibekukan. Selain itu, Grab juga melakukan investigasi terhadap kasus tersebut sesuai kode etik perusahaan.
"Laporan ini tengah ditindaklanjuti oleh tim kami, di mana akun mitra pengemudi terlapor sudah dibekukan, dan investigasi lebih lanjut tengah berjalan sesuai standar prosedur dan kode etik perusahaan," kata Iki dalam keterangan tertulis, Jumat (24/12/2021).
Selain itu, pihak Grab Indonesia juga telah menawarkan langkah pertanggungjawaban, seperti penggantian biaya pengobatan luka fisik dan konseling psikososial.
"Kami juga telah menawarkan penggantian biaya pengobatan penumpang dan telah menawarkan konseling psikososial untuk pemulihan," pungkas dia.
Tak hanya itu, Iki juga menyebut Grab Indonesia akan memberikan penawaran bantuan hukum selama proses perkara berlangsung.
Baca juga: Grab Indonesia Bekukan Akun Mitranya yang Diduga Lecehkan dan Tendang Penumpang
"Dan pendampingan penumpang, berupa penawaran bantuan untuk memproses laporan insiden kepada pihak yang berwajib," lanjut Iki.
Iki menegaskan, keselamatan dan keamanan merupakan prioritas utama pihaknya.
"Grab tidak menolerir kekerasan dalam bentuk apapun. Dan akan menindak tegas mitra yang terbukti terlibat dalam aksi kekerasan. Termasuk memberikan sanksi berupa pemutusan kemitraan dan mengambil langkah hukum jika diperlukan," tutup Iki.
Seorang perempuan berinisial NT menceritakan pengalaman tidak menyenangkan yang diterimanya dari sopir taksi online, pada Kamis (23/12/2021) dini hari.
Menurut pengakuannya, NT bersama saudara perempuannya saat itu menumpang taksi online dari sebuah acara pesta di kawasan Pantai Indah Kapuk, menuju kediamannya di Tambora, Jakarta Barat.
Diakuinya, ia sempat meminum minuman beralkohol semacam mocktail. Sehingga, dalam perjalanan, ia pun merasa mual dan ingin muntah. NT mengaku sempat meminta untuk berhenti sebentar, namun tidak digubris oleh sopir.
Baca juga: Info Lengkap Ibadah Natal di Gereja Katedral, tentang Jadwal Misa hingga Kuota Jemaat
"Memang di mobil itu saya memang agak 'naik' gitu, saya sudah bilang sama abangnya, 'mas saya boleh minggir dulu enggak?', tapi mas itu enggak ladenin," curhat NT saat dikonfirmasi, Jumat (24/12/2021).
"Makanya saya sudah enggak bisa nahan lagi, langsung buka jendela dan langsung muntah. Posisinya, sama sekali engga mengenai sisi dalam mobilnya, cuma di body depan (mobil) saja," lanjut dia.
Merasa bersalah, NT pun menjanjikan akan mengganti rugi biaya kebersihan mobil tersebut.