Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Sopir Taksi Online Aniaya dan Lecehkan Penumpang Gara-gara Muntah

Kompas.com - 25/12/2021, 09:55 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang peremuan berinisial NT diduga menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh seorang sopir taksi online.

Dugaan aksi penganiayaan itu disebar NT melalui akun media sosial pribadinya. Pada akun Instagramnya, NT membagikan foto dengan wajah dan tangan berdarah.

Pada keterangan foto itu dijelaskan bahwa itu kondisi wajahnya setelah mengalami dugaan penganiayaan dan tag Instagram Grab sebagai operator sopir taksi online itu.

Baca juga: Muntah di Perjalanan, Penumpang Perempuan Ditendang, Dihina, dan Dilecehkan Sopir Taksi Online di Tambora

Belakangan diketahui, aksi dugaan penganiayaan yang dialami NT terjadi di kawasan Tambora, Jakarta Barat pada Kamis (23/12/2021) dini hari.

Kronologi

NT menceritakan, peristiwa bermula saat dia dengan saudara perempuannya menggunakan taksi online sesuai menghadiri pesta ulang tahun di Pantai Indah Kapuk (PIK).

Pada acara itu, NT mengaku sempat menenggak minuman beralkohol. Saat itu NT merasakan mual dan ingin muntah di tengah perjalanan saat naik taksi online.

NT mengaku sempat meminta untuk berhenti sebentar, namun tidak digubris oleh sopir.

"Memang di mobil itu saya memang agak 'naik' gitu, saya sudah bilang sama abangnya, 'mas saya boleh minggir dulu enggak?', tapi mas itu enggak ladenin," curhat NT saat dikonfirmasi, Jumat (24/12/2021).

"Makanya saya sudah enggak bisa nahan lagi, langsung buka jendela dan langsung muntah. Posisinya, sama sekali engga mengenai sisi dalam mobilnya, cuma di body depan (mobil) saja," lanjut dia.

Baca juga: Grab Indonesia Bekukan Akun Driver yang Diduga Lecehkan dan Tendang Penumpang

NT mengaku saat itu sang sopir taksi online terus mengeluh. NT yang saat itu merasa bersalah menjanjikan ganti rugi sebagai biaya kebersihan mobil.

Setibanya di lokasi tujuan, NT memberikan uang tunai Rp 100.000 kepada sopir. Namun, sopir tidak terima, ia meminta uang ganti rugi tersebut sebesar Rp 300.000.

"Kebetulan di dompet saya uang tunainya hanya segitu, saya bilang 'mas sorry mas saya enggak ada uang cash lagi'. Terus dia malah ngomong, 'halah lagak lu sok kaya, pergi minum bisa lo sampe juta-jutaan'. Begitulah pokoknya, dia hina-hina saya," aku NT.

Menurut NT, saat itu sopir masih tak terima dan meminta uang Rp 500.000. Sopir juga disebut mengancam saudara perempuan NT.

"Dia ancam cici saya, kalau misalnya uang itu enggak dikasih, dia akan panggil teman-temannya untuk keroyok kami," kata NT.

Baca juga: Grab Indonesia Bekukan Akun Driver yang Diduga Lecehkan dan Tendang Penumpang

Dilecehkan

NT mengatakan, sopir itu kembali menghampirinya. Sopir itu kembali meminta uang dan mulai melakukan kontak fisik.

"Saya dipegang, dipegang dagunya gitu. Terus saya dipegang-pegang di area pundak, area bahu, terus dirangkul, dipeluk," kata NT.

Aksi sopir itu kian menjadi hingga menyentuh payudara NT. NT yang merasa mengalami pelecehan, langsung menepis tangan sopir.

"Setelah dia pegang-pegang saya dan mengenai payudara ya. Begitu saya menepis tangan dia, dia langsung tampar saya, " kata dia.

Baca juga: Sopir Taksi Online Dianiaya 2 Penumpang di Rawamangun, Wajah Memar dan Hidung Berdarah

NT dan saudaranya pun melakukan perlawanan balik dengan memukul si sopir. Perkelahian pun terjadi.

Sopir kemudian membalas pukulan dengan menendang perut NT. Perkelahian itu pun mengundang perhatian warga sekitar yang mencoba melerai.

Saat itu NT kembali menahan sopir yang berusaha pergi usai dilerai oleh warga.

Di saat itu, adik NT, datang dan geram mengetahui kakaknya dilukai. Perkelahian antara sopir dan adik NT pun terjadi.

NT dan adiknya pun mengalami luka. Dia kemudian melporkan aksi penganiayaan dan pelecehan itu ke Polsek Tamboda, Jakarta Barat.

Buru pelaku

Sementara itu, Kapolsek Tambora, Kompol Faruk Rozi mengatakan, sudah menerima laporan dari NT. Laporan pun telah ditangani.

"Laporan sudah kami tangani. Tadi malam kan yang mengantarkan visum ke rumah sakit juga anggota kami," kata Faruk.

Saat ini polisi telah memburu terduga pelaku. Adapun polisi berupaya koordinasi dengan operator taksi online.

Baca juga: Sopir Taksi Online Dianiaya 2 Penumpang di Rawamangun, Wajah Memar dan Hidung Berdarah

"Kemungkinan, mudah-mudahan hari ini ada komunikasi dari mereka (operator taksi online). Paling tidak ada upaya untuk menghadirkan pelaku," kata Faruk.

"Kalau enggak pun, anggota kita lagi bergerak untuk mencari keberadaan pelaku," ucap Faruk.

Akun dibekukan

Sementara itu, Grab Indonesia yang menjadi operator dari sopir taksi online itu angkat bicara terkait dugaan aksi penganiayaan dan pelecehan dialami NT.

Director of Bussines Jabodetabek Grab Indonesia Iki Sari Dewi mengatakan, akun mitra pengemudi yang diduga melakukan kekerasan tersebut telah dibekukan.

Grab juga melakukan investigasi terhadap kasus tersebut sesuai kode etik perusahaan.

"Laporan ini tengah ditindaklanjuti oleh tim kami, di mana akun mitra pengemudi terlapor sudah dibekukan, dan investigasi lebih lanjut tengah berjalan sesuai standar prosedur dan kode etik perusahaan," kata Iki dalam keterangan tertulis, Jumat (24/12/2021).

Baca juga: [KALEIDOSKOP 2021] Duka di Tengah Tahun: Tentang Kita, Jakarta, dan Corona

Grab Indonesia juga telah menawarkan langkah pertanggungjawaban, seperti penggantian biaya pengobatan luka fisik dan konseling psikososial.

"Kami juga telah menawarkan penggantian biaya pengobatan penumpang dan telah menawarkan konseling psikososial untuk pemulihan," pungkas dia.

Selain itu, Iki juga menyebut Grab Indonesia akan memberikan penawaran bantuan hukum selama proses perkara berlangsung.

"Dan pendampingan penumpang, berupa penawaran bantuan untuk memproses laporan insiden kepada pihak yang berwajib," lanjut Iki.

Iki menegaskan, keselamatan dan keamanan merupakan prioritas utama pihaknya.

"Grab tidak menolerir kekerasan dalam bentuk apapun. Dan akan menindak tegas mitra yang terbukti terlibat dalam aksi kekerasan. Termasuk memberikan sanksi berupa pemutusan kemitraan dan mengambil langkah hukum jika diperlukan," tutup Iki.

Hingga kini, dugaan kasus kekerasan dan pelecehan yang dialami NT masih bergulir di Polsek Tambora. Penyidik masih melakukan penyelidikan terkait kasus itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Megapolitan
Cerita 'Horor' Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta 'Resign'

Cerita "Horor" Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta "Resign"

Megapolitan
Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Megapolitan
MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

Megapolitan
Polisi Periksa Satpam dan 'Office Boy' dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Polisi Periksa Satpam dan "Office Boy" dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Megapolitan
Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Megapolitan
4 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

4 Korban Kebakaran "Saudara Frame" yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

Megapolitan
4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
Maling Motor di Tanah Abang Ditangkap Warga, Sempat Sembunyi di Kandang Ayam

Maling Motor di Tanah Abang Ditangkap Warga, Sempat Sembunyi di Kandang Ayam

Megapolitan
Kondisi Jasad Perempuan di Pulau Pari Sudah Membusuk, Ada Luka di Dada dan Leher

Kondisi Jasad Perempuan di Pulau Pari Sudah Membusuk, Ada Luka di Dada dan Leher

Megapolitan
Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar

Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar

Megapolitan
Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Megapolitan
Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com