JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di DKI Jakarta yang terus naik membuat rumah sakit di Ibu Kota kewalahan. Gambaran itu terjadi menjelang atau hingga saat varian Delta mengalami puncaknya pada Juli 2021.
Kenaikan kasus Covid-19 menunjukkan angka signifikan. Pada 20 Juli 2021 misalnya, angka kematian akibat Covid-19 di DKI Jakarta bertambah 265 orang.
Angka tersebut mencatat angka kematian tertinggi di Ibu Kota saat itu.
Bersamaan dengan itu, terjadi kelangkaan stok oksigen di pasaran.
Solidaritas warga kemudian bermunculan di tengah melonjaknya kasus Covid-19. Fasilitas kesehatan boleh kolaps, tetapi tidak untuk kemanusiaan.
Salah satu solidaritas warga muncul dalam bentuk situs bernama wargabantuwarga.com.
Wargabantuwarga.com mewadahi informasi seputar akses dan bantuan kesehatan dalam melawan Covid-19.
Gerakan itu diinisiasi oleh masyarakat untuk mengumpulkan informasi yang seputar Covid-19.
Laman wargabantuwarga.com menampung daftar kontak fasilitas dan alat kesehatan per provinsi (ketersediaan tempat tidur, lokasi tabung oksigen, hingga lokasi vaksinasi), edukasi seputar Covid-19 hingga isolasi mandiri.
Selain itu, tersedia juga wadah donasi untuk warga terdampak.
Baca juga: [KALEIDOSKOP 2021] Duka di Tengah Tahun: Tentang Kita, Jakarta, dan Corona
Salah satu relawan warganantuwarga.com, Ainun Najib, mengatakan bahwa gerakan yang diresmikan pada 6 Juli 2021 itu mendapat banyak tenaga relawan untuk mencari dan memverifikasi data.
"Kami sangat berterima kasih atas bantuan para relawan yang telah mendirikan, menjalankan dan menyebarkan inisiatif Warga Bantu Warga. Hingga hari ini, ada 1.272 orang yang mendaftar menjadi relawan melalui situs Indorelawan," kata Ainun, 9 Juli 2021.
Selain relawan perorangan, gerakan Warga Bantu Warga juga bekerja sama dengan sejumlah lembaga dan komunitas, di antaranya kitabisa.com, forumzakat, Baznas, KawalCovid19, pandemictalks, laporcovid19, dan masih banyak lainnya.
Hal itu, kata Ainun, menunjukkan semangat gotong royong masyarakat Indonesia dapat diandalkan pada saat kritis.
Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Eny Rochayati mengatakan, masyarakat miskin yang tinggal di permukiman padat penduduk Jakarta semakin hidup dalam ketidakberdayaan akibat Covid-19.