Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut Menjarah Kantor Gubernur Banten, Serikat Pekerja: Satpol PP Mengizinkan

Kompas.com - 27/12/2021, 16:39 WIB
Muhammad Naufal,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Serikat buruh yang disebut menggeruduk dan menjarah barang di kantor Gubernur Banten Wahidin Halim di Serang, Banten, pada 22 Desember 2021 lalu buka suara.

Ketua DPD Serikat Pekerja Nasional (SPN) Provinsi Banten Intan Indria Dewi membenarkan bahwa sejumlah buruh mengambil minuman di kantor Wahidin.

"Memang betul ada air mineral yang diambil kawan-kawan untuk diminum," ucapnya melalui sambungan telepon, Senin (27/12/2021).

Namun, dia membantah bahwa sejumlah buruh itu menjarah atau mengambil minum tanpa izin.

Kata Intan, para buruh diizinkan oleh Satpol PP Provinsi Banten untuk mengambil minuman.

Baca juga: Buruh Jadi Tersangka Penggerudukan Kantor Gubernur Banten, Serikat Pekerja: Arogansi dan Anarkisme Wahidin

"Masuk ke kantor (Wahidin), ada air. 'Ini air boleh diminum ya?' (kata buruh). 'Minum aja, minum aja' (kata Satpol PP), gitu," tuturnya.

"Jadi, ada beberapa Satpol PP yang menyilakan. Ya sudah kita mengambil air mineral untuk diminum," sambung dia.

Dilaporkan sebelumnya, ruang kerja Wahidin digeruduk sejumlah buruh yang melakukan demo menuntut revisi besaran upah minimum kabupaten/kota (UMK) di Provinsi Banten tahun 2022.

Intan mengungkapkan, buruh meminta air minum lantaran sudah melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Gubernur Banten selama berjam-jam.

"Barang itu bukan diambil. Pada saat kita memasuki kantor gubernur, kondisinya itu kan teman-teman (buruh) sudah menunggu di luar berjam-jam ya. Dari mulai pagi, siang menjelang sore, kemudian ketika masuk ke kantor ada air," papar dia.

Baca juga: Terkait Penggerudukan Kantor Gubernur Banten, 6 Orang Masih Buron

Pengakuan saksi

Purwadi, staf Rumah Tangga Pemerintah Provinsi Banten sekaligus saksi mata, berujar bahwa para buruh itu mengambil sejumlah makanan seperti kue kering hingga air minum di ruang kerja Wahidin.

"(Makanan yang diambil) isi kulkas, sama kue kering, kacang-kacangan, sama bahan baku, air minum," tuturnya saat ditemui di kediaman Wahidin di Pinang, Kota Tangerang, 23 Desember 2021.

Selain itu, para buruh juga mengambil sejumlah gelas yang ada di ruang kerja Wahidin.

Purwadi mengetahui beberapa barang dan makanan atau minuman hilang usai para buruh itu meninggalkan kantor Wahidin.

Baca juga: 6 Buruh Jadi Tersangka Penggerudukan Kantor Gubernur Banten, Polisi Beberkan Barang Bukti

6 buruh jadi tersangka

Pada Senin ini, ada enam buruh yang ditetapkan sebagai tersangka usai menggeruduk kantor Wahidin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com