Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Jamin Urus Dokumen Kependudukan di RW Gratis dan Tak Ada Pungli

Kompas.com - 28/12/2021, 09:57 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menjamin tidak ada pungutan liar (pungli) pada masyarakat dalam pengurusan dokumen kependudukan melalui kampung sadar administrasi kependudukan (Kamsa).

Diketahui, Kamsa dibentuk oleh Pemerintah Kota Jakarta selatan melalui Suku Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil untuk melayanai masyarakat yang belum memiliki dokumen kependudukan.

"Pelayanan Dukcapil mudah dan gratis, tak ada pungli dan juga ada gratifikasi dalam proses pembuatan," kata Kepala Dinas Dukcapil DKI Jakarta, Budi Awaluddin di Pemkot Jaksel, Senin (27/12/2021).

Baca juga: Video Viral Polantas Lakukan Pungli di Tol, Polda Metro Jaya Sebut Itu Kejadian 2018

Budi memastikan tak segan-segan menindak jajarannya apabila ditemukan praktik pungli saat melayani dokumen kependudukan masyarakat.

"Kita baru pecat dua PJLP kemaren yang lakukan pungli dan kita tegas untuk itu," ucap Budi.

Pada proses pelayanan melalui Kamsa itu melibatkan 10 RW yang tersebar pada 10 kecamatan di Jakarta Selatan. Adapun 10 RW itu merupakan percontohan.

Masyarakat dapat dokumen kependudukan seperti KTP, KK, KIA dan lainnya di 10 Pos RW.

Pelayanan itu akan berlangasung selama tiga bulan, sebelum nantinya akan bergilir ke RW lain di Jakarta Selatan.

Baca juga: Perekaman KTP di Jakarta Baru Setengah Target, Banyak Warga Pindah tapi Tak Urus Data Kependudukan

"Kemudian akte kelahiran, kematian, perceraian dan apapun yang berkaitan dengan pelayanan kependudukan," kata Budi.

Budi sebelumnya mengatakan, Disdukcapil telah memberikan daftar nama warga yang belum memiliki dokumen kependudukan mulai dari KTP, KK dan KIA seta lainnya kepada 10 Ketua RW yang ditunjuk.

"Nanti pak RW tinggal mengecek apabila ada warga yang terdata tinggal datangi lalu informasikan agar mereka bisa datang nanti ke pos RW," kata Budi.

Dengan demikian, warga yang belum memiliki administrasi kependudukan, seperti KTP, KK, KIA dan lainnya dapat mencetak di pos RW.

"Sehingga masyarakat tak perlu lagi datang ke kelurahan, cukup ke pos RW membawa datanya nanti melakukan perekaman KTP melakukan pembaruan KTP atau pemutakhiran data lain," kata Budi.

Baca juga: Korban Banjir di Jaksel Diminta Cetak Baru Dokumen Kependudukan yang Rusak

"Kita setiap Sabtu atau jam kerja disepakati akan ngepos di pos RW itu selama 3 bulan sampai masyarakat mencapai cakupan (dokumen kependudukan) seratus persen," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com