Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Satpam Selamat dari Sambaran Petir, Badan Kaku hingga Pasrah antara Hidup dan Mati

Kompas.com - 28/12/2021, 12:18 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Abdul Rosyid (35), satpam yang tersambar petir saat memegang handy talky (HT), menganggap insiden yang menimpa dirinya sebagai teguran agar lebih hati-hati dalam bekerja.

Abdul, yang bekerja di perusahaan pembuat alat konstruksi di daerah Cilincing, Jakarta Utara, tersambar petir saat bekerja, Senin (20/12/2021), sekitar pukul 18.00 WIB.

Saat itu, Abdul sedang patroli di tengah cuaca sehabis hujan.

Baca juga: Tersambar Petir Saat Bekerja, Seorang Satpam di Cilincing Dirawat di Rumah Sakit

"Saya waktu itu bawa payung ujungnya besi, HT di pundak kiri, sama ponsel. Ponsel masih on, enggak ada komunikasi, saya pegang. Jalan aja," kata Abdul saat ditemui di kediamannya di Cakung Timur, Cakung, Jakarta Timur, Senin (27/12/2021) sore.

Petir kemudian menyambar. Muncul percikan api akibat sambaran itu. Abdul langsung tergeletak.

Saat itu, Abdul mengenakan pakaian lengkap dan bersepatu. Namun, pakaian dan sepatunya ikut terbakar akibat sambaran petir.

Akibatnya, pundak kiri, perut kiri, kaki kiri, hingga engkel kaki kanan Abdul menderita luka bakar. Telinga kirinya juga sempat mengalami gangguan.

"Luka bakar dari kaki hingga badan. Ini ya hampir lah 65 persen lah ya luka bakarnya," kata Abdul.

Baca juga: Kondisi Membaik, Satpam yang Tersambar Petir di Cilincing Sudah Pulang ke Rumah

Abdul kemudian dibawa rekan-rekannya menuju rumah sakit Pelabuhan, Koja, Jakarta Utara.

"Saya tengkurap habis itu berbalik. Seperti itu posisinya yang saya bilang (badannya ketekuk). Lalu berhamburan karyawan menyelamatkan saya," kata Abdul.

Saat petir menyambar, Abdul mengatakan bahwa badannya kaku.

"Sampai kaku badan saya, kaku, yang bisa bergerak cuma ujung jari tangan sama jari kaki. Udah ketekuk kayak ayam mau dipanggang," ujar dia.

Kala itu, yang dipikirkan Abdul hanyalah pasrah.

Baca juga: Viral Video Satpam Tersambar Petir Saat Bekerja hingga Tergeletak, Akhirnya Selamat

"Saya melihat ke atas. Pasrah aja, hidup mati saya ikhlas, pasrah lah," tutur Abdul.

Namun, setelah dirawat selama empat hari di RS, kondisi Abdul membaik dan boleh pulang.

Saat ditemui di rumahnya, perban masih merekat di bagian badan kirinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Megapolitan
SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com