JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 menjadi kondisi yang menguntungkan bagi sebagian orang yang akan menggelar pernikahan.
Meskipun tidak banyak, tetapi mereka yang menggelar pernikahan pada masa pandemi setidaknya bisa menghemat biaya untuk masa depan kehidupan barunya pasca-menikah.
Hal tersebut dikarenakan adanya sejumlah aturan pembatasan untuk tidak membuat kerumunan atau mengumpulkan orang, termasuk dalam menggelar pesta pernikahan.
Baca juga: Setelah Jaksel, Kini Menikah di KUA DKI Jakarta Juga Langsung Dapat KK dan KTP Baru
Hemat dalam menjalani pernikahan saat pandemi Covid-19 dialami oleh Maria Regina Oktavia (30).
Warga Jakarta Utara yang berprofesi sebagai wartawan ini merasa diuntungkan dengan adanya pandemi karena bisa menggelar pesta pernikahan yang lebih intim pada 10 Desember 2021.
"Iya kemarin (gelar pesta pernikahan) memang terbatas. Bikin resepsi juga undangan terbatas," ujar Maria kepada Kompas.com, Kamis (30/12/2021).
Maria mengatakan, sebab aturan Keuskupan Agung Jakarta mengharuskan 50 orang yang hadir di gereja saat pemberkatan pernikahan, maka dia pun menghadirkan undangan sejumlah itu.
Padahal awalnya dia hanya akan mengundang 25 orang saja untuk hadir di acara tersebut.
Baca juga: Angka Pernikahan di Jaksel Menurun Selama Pandemi Covid-19
Sementara untuk resepsi, dia membuat 200 undangan dengan membagi jam kehadiran sebanyak tiga kali.
"Tetapi yang datang tidak sampai segitu alias hanya 100 orang. Itu pun kursi diatur sedemikian rupa. Ruang semua terbuka, jadi yang makan gantian," kata dia.
Dengan kondisi pesta pernikahan sederhana, Maria mengaku merasa lebih intim saat menggelar pesta sekali seumur hidupnya itu.
Sebab orang-orang yang datang sedikit dan merupakan orang-orang pilihan.
"Malah sebenarnya tidak mau resepsi karena benar-benar ingin yang super sederhana tapi berkelas dan semua keluarga menikmati," kata dia.
Baca juga: Pria di Bogor Tipu Calon Istrinya di Hari Pernikahan, Tak Pernah ke KUA dan Gedung Tak Dipesan
"Resepsinya dadakan, cuma 5 hari sebelum pemberkatan disiapinnya karena benar-benar dipaksain resepsi yang awalnya tidak ada. Orangtua memaksa harus ada," lanjut Maria.
Meskipun resepsinya dibayarkan oleh orangtua, kata dia, tetapi pelaksanaan pesta pernikahannya ini terbilang hemat karena tidak mengeluarkan banyak biaya.