Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jabatan Anies Berakhir Tahun Ini, Bagaimana Nasib Karier Politiknya?

Kompas.com - 03/01/2022, 16:19 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun 2022 telah tiba. Jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun akan habis pada Oktober tahun ini. Ia akan digantikan oleh pelaksana tugas karena pilkada DKI Jakarta baru akan digelar kembali pada 2024, berbarengan dengan pemilihan presiden dan pemilu legislatif.

Lalu, bagaimana nasib karier politik Anies setelah kehilangan jabatan?

Gelap gulita

Analis politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menilai Anies akan menghadapi jalan terjal jika ingin mencalonkan diri pada Pilpres 2024. Sebab, Anies sudah kehilangan panggung politiknya.

"Menjaga performa dan elektabilitas tentu bukan pekerjaan mudah. Pada 2022, Anies bukan lagi gubernur dan karenanya tak punya panggung politik lagi. Di situ ujian elektabilitas yang sesungguhnya," kata Adi Prayitno kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

"Apa pun judulnya, dua tahun tanpa panggung politik itu sangat berpengaruh, baik dari segi pemberitaan, perbincangan politik," ia menambahkan.

Baca juga: Anies: Saya Tidak Minta Anda Sukai Saya, tetapi Saya Minta Anda Bangun Jakarta

Selain itu, Adi juga menyoroti minimnya kans partai politik untuk mengusung Anies di pilpres mendatang. Ia mengatakan, Anies memang termasuk salah satu sosok dengan elektabilitas paling moncer di antara sosok-sosok lain.

Meskipun demikian, Anies yang notabene datang dari latar belakang profesional tidak memiliki dukungan resmi dari partai politik untuk karier politiknya. Adi menilai, kecenderungan partai-partai politik jelang Pilpres 2024 adalah menjagokan elite mereka untuk maju.

Ini membuat Anies tak punya garansi apa-apa untuk mengamankan peluang ke Istana Negara.

"Saya kira pencapresan Anies tahun 2024 itu gelap gulita. Karena selama 2022-2024, dua tahun itu panjang sekali dan pasti dua tahun itu sudah banyak yang muncul figur-figur baru dan idola-idola lain, baik itu menteri ataupun dari Plt yang bakal ditunjuk nantinya," ungkap Adi.

Baca juga: Pantau Pengamanan Malam Pergantian Tahun, Anies dan Sandi Bertemu di Bundaran HI

Ia pun menilai Anies bisa saja kembali mencalonkan diri di Pilgub DKI Jakarta 2024 jika tak mendapatkan tiket jadi capres dari parpol.

"Balik lagi ke Jakarta, itu pilihan rasional," katanya.

Namun, ada juga pendapat berbeda mengenai nasib politik Anies pasca lengser sebagai gubernur. Simak halaman selanjutnya.

Anies diuntungkan

Pendapat berbeda datang dari pengamat politik sekaligus pendiri lembaga survei Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago. Ia menilai Anies bisa jadi diuntungkan saat masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta berakhir pada 16 Oktober mendatang.

"Banyak orang bilang panggung Anies akan hilang. Tapi saya melihat itu justru akan balik untuk dia bisa keliling Indonesia memperkenalkan pencapaian keberhasilannya," kata Pangi.

Pangi menilai, dengan tak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies justru bisa fokus berkampanye tanpa harus memusingkan pekerjaannya sebagai pemimpin ibu kota. Anies juga tak terbebani dengan dosa meninggalkan jabatan gubernur untuk maju sebagai capres.

Baca juga: Sambut 2022, Anies: Tahun Kemarin, Tahun yang Pilu...

Ia mengatakan, tokoh politik yang tak lagi memiliki jabatan di Indonesia memang pada akhirnya kerap kehilangan momentum dan panggung politik. Ini misalnya terjadi pada Gatot Nurmantyo yang pesonanya meredup setelah tak lagi menjabat sebagai Panglima TNI.

Namun, semuanya kembali lagi ke personal setiap tokoh. Jika dibandingkan Gatot, Pangi menilai Anies memiliki nilai lebih karena berpengalaman sebagai menteri hingga gubernur.

"Kan kembali ke orang masing-masing. Kalau dia punya desain, bekerja terus, menyampaikan keberhasilan, dia bisa mantain itu," kata Pangi.

Pangi juga menilai, waktu 'menganggur' sebelum pilpres 2024 juga bisa dimanfaatkan Anies untuk menarik dukungan partai politik. Posisi Anies yang bukan elite atau kader parpol membuat ia harus pintar mencari perahu yang bisa mengantarnya menjadi calon presiden.

Ada dua cara yang bisa dilakukan Anies untuk menarik dukungan parpol. Pertama, adalah dengan terus berkampanye dan berupaya meningkatkan elektabilitasnya.

"Parpol itu sebenarnya poinnya sederhana. Partai akan mendukung yang kira-kira bakal menang. Dasarnya elektabilitas berdasarkan hasil riset. Enggak mungkin partai mengusung capres yang akan kalah," kata Pangi.

Baca juga: Data BPS: Indeks Kebahagiaan Warga DKI Jakarta Turun Semenjak Anies Menjabat Gubernur

Cara kedua adalah melakukan pendekatan personal ke parpol. Ia menilai cara ini efektif dilakukan kepada parpol-parpol dengan kursi kecil yang tak memiliki jagoan sendiri untuk diusung pada Pilpres 2024.

Anies sendiri sebenarnya sudah memiliki rencana pasca-lengser dari kursi Gubernur DKI. Simak halaman berikutnya.

Rencana Anies

Anies sendiri mengakui bahwa ia sebetulnya sudah mempunyai rencana berkampanye tahun depan untuk jadi calon gubernur petahana seandainya Pilkada DKI dihelat pada 2022.

"Dulu rencananya nanti tahun terakhir, (kalau ada pilkada tahun 2022), baru mulai kampanye," ujar Anies dalam acara workshop nasional Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN) yang disiarkan di akun YouTube PAN TV, Rabu (6/10/2021).

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (20/12/2021).KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (20/12/2021).

Namun, karena pemerintah pusat sudah menerapkan bahwa pilkada bakal dihelat serentak pada 2024, rencana itu urung dilakukan.

"Ternyata enggak ada pilkada tahun depan. Jadi ya sudah, kita kerja terus saja, gitu kan. Enggak ada kampanye tahun depan. Kalau ada pilkada tahun depan kita kampanye, tetapi karena enggak ada pilkada ya sudah kita terusin saja kerja sampai akhir," tuturnya.

Baca juga: Anies Kumpulkan Lurah dan Camat se-Jakarta, Minta Tuntaskan Janji Kampanye

Anies mengungkapkan rencananya keliling Indonesia setelah tak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Kemarin kan tahanan kota lima tahun, jadi habis itu kalau sudah, saya keliling saja ke mana-mana, di Indonesia, itu kira-kira," kata Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com