"Beberapa hari sebelum tahun baru masuk lagi Rp 3 triliun jadi kita di ujung (tahun 2021) masuk lagi (uang bagi hasil)," ucap dia.
Karena untuk APBD, Riza menyebut serapan anggaran Pemprov DKI Jakarta sudah cukup baik.
Anggaran yang terserap sudah berada di angka 88,2 persen dari target 91 persen. Kata Riza, serapan anggaran di angka 88,2 persen merupakan angka yang cukup tinggi.
Riza juga menjelaskan, serapan APBD tak tercapai karena tiga faktor.
"Pertama karena terjadi efisiensi," kata dia.
Politikus partai Gerindra itu menyebut, efisiensi dilakukan Pemprov DKI saat Covid-19 merebak dan membuat serapan anggaran tidak tercapai.
Kedua karena ada pegawai yang pensiun dan meninggal dunia di saat pandemi Covid-19 berlangsung.
Baca juga: Wagub DKI: 97,2 Persen Sekolah di Jakarta Berlakukan PTM 100 Persen
"Ada yang pensiun ada yang meninggal sehingga tidak terserap," ucap Riza.
Alasan terakhir, proses lelang yang masih menunggu hasil audit dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi DKI Jakarta dan dari kejaksaan.
Proses audit tersebut dijalankan DKI sebagai bentuk kehati-hatian dalam mengelola keuangan daerah.
"Jadi ada beberapa hal yang memang kita harus hati-hati sehingga berdampak pada adanya (anggaran yang) belum terserap semua," kata Riza.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.